Moh Abdul Hakim merupakan sosok sederhana yang ramah, tekun, dan tak kenal kata menyerah. Karena ketekunannya itulah saat ini pria yang akr...
Moh Abdul Hakim merupakan sosok sederhana yang ramah, tekun, dan tak kenal kata menyerah. Karena ketekunannya itulah saat ini pria yang akrab disapa Hakim ini berhasil sampai ke New Zealand untuk menempuh program doktoral. Pengalamannya tinggal dan kuliah di New Zealand ia bagikan kepada tim Berkuliah.com dengan harapan agar bisa memberikan inspirasi bagi banyak orang. Berikut ini kisah Moh Abdul Hakim selama merantau di New Zealand.
Mari kita kenalan dulu...
Halloo, saya Moh Abdul Hakim (memang Moh gitu nulisnya karena Pak Carik males nulis panjang-panjang dulu, hehehe). Saya sedang menempuh studi PhD di Massey University di bawah supervisi Prof. James H.Liu, salah satu sarjana psikologi politik dan lintas budaya yang cukup menonjol saat ini. Bidang keilmuan saya psikologi sosial dan politik. Saya mulai kuliah di sini pada bulan Mei 2015 lalu.
Emang belajar apa saja Jurusan Psikologi Sosial dan Politik?
Well, pada dasarnya psikologi sosial dan politik fokus memahami, menjelaskan, dan memprediksi berbagai macam perilaku di dunia politik, baik di antara elit maupun orang-orang biasa. Secara spesifik kami mencoba menganalisis berbagai perilaku politik dengan pisau analisis teori-teori psikologi.
Kalau mau ikutan Apply simak di sini!
Kalau untuk sistem pendidikan doktoral di NZ, langkah pertama itu bikin proposal singkat/research intent. Nah, setelah itu kita harus dapat professor yang mau membimbing kita. Baru setelah itu kita apply ke universitas, mengisi application form, paspor, research intent, IELTS/TOEFL. Sama mungkin juga dibutuhkan sample of academic writing.
Why New Zealand?
Alasan paling penting sebenarnya adalah faktor supervisor. Saya sepenuhnya sadar bahwa studi pada level doktoral itu lebih banyak bergantung pada keahlian supervisor yang akan membimbing kita. Karena selama studi doktoral kita akan memperdalam keahlian kita pada bidang yang spesifik, biasanya hanya sedikit yang expert di situ. So, ketika saya memilih supervisor saya tidak terlalu mempertimbangkan negara dan universitas. Tapi ya, NZ memang salah satu tempat paling nyaman untuk studi juga sih.
Supervisor? Memangnya bagaimana karakter supervisornya?
Saya sudah mengikuti kuliah dan karya-karya ilmiah beliau sejak masih kuliah S1. Menurut saya, topik yang beliau dalami dan cara beliau melakukan penelitian sangat keren. Nah, setelah saya ikut proyeknya dua tahun dan akhirnya di sini, saya semakin mengenal beliau secara personal. Beliau orang yang sangat terbuka dan cukup berimbang. Dalam artian beliau tipikal pekerja keras, produktif secara akademis, tetapi di sisi lain suka banget melakukan hal-hal seru. Dan, selalu menjaga keseimbangan antara kehidupan akademis dan kehidupan keluarga. Beliau cenderung tidak suka menyuruh mahasiswanya untuk melakukan riset sesuai petunjuknya. Melainkan beliau membiarkan mereka mengembangkan ide-ide secara bebas dan kreatif. Secara personal kami cukup dekat. Kita sering sharing hal-hal personal seperti masalah keluarga dan pekerjaan. Kami juga sering BBQ-an bareng di rumahnya. Saya cukup dekat juga dengan istri dan anaknya.
Alasan lain tentang New Zealand
Banyak alasannya. Kalau dilihat dari berbagai indeks, NZ bisa dikatakan sebagai negara yang paling manusiawi. NZ memiliki skor terendah dalam indeks korupsi, skor tertinggi untuk social indicator index. Ini menunjukkan tingkat stabilitas dan kesejahteraan sosial yang tinggi. Kemudian juga berhasil memadukan budaya Maori dan Eropa dengan sangat baik. Contohnya kalau buka website universitas-universitas di sini pasti mereka akan mencantumkan namanya dalam dua bahasa yaitu Maori dan Inggris. Berbeda dengan bangsa Indian di Amerika atau Aborigin di Aussie, di sini orang Maori mendapatkan tempat secara terhormat, sejajar dengan orang Eropa. Dan mereka bangga betul dengan berbagai tradisi dan simbol-simbol budaya Maori. Orang-orangnya juga cenderung ramah dan helpful. Plus, alamnya epic.
Ketersediaan tempat ibadah untuk masyarakat muslim
Ya, saya muslim dan di Auckland setiap kampus besar punya mushola atau masjid. Tidak sulit menemukan tempat ibadah karena cukup banyak mahasiswa yang berasal dari negara-negara mayoritas muslim di sini.
Selain sibuk di dalam kampus, kesibukan apa saja yang diikuti oleh Mas Hakim?
Kebetulan saya cukup banyak terlibat kegiatan di luar kampus. Beberapa kali saya menjadi volunteer untuk organisasi sosial di sini. Selain itu, dari awal tahun ini kebetulan saya juga jadi pengurus PPI Auckland. Banyak juga kegiatan yang diselenggarakan masyarakat Indonesia yang mukim di sini. So, kami sering dilibatkan. Kalau di kalangan mahasiswa Indonesia kita punya beberapa kegiatan rutin seperti diskusi, terus acara seni dan budaya, dan juga jalan-jalan bareng. Kalau sama masyarakat Indonesia (sebagian besar sudah bekerja dan berkeluarga di sini), kita ikut pengajian mingguan, terus merayakan hari raya juga bareng-bareng, sama bikin Indonesia Cultural in Auckland setiap tahun. Terus, saya juga baru saja dapat kontrak untuk menjadi teaching staff di kampus, lumayanlah untuk tambahan uang saku.
Mas Hakim jadi Teaching Staff di kampus? Ceritain dong mas bagaimana kesibukannya?
Well, basically tugasnya membantu kerjaan main teacher. Misalnya saya harus mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk tugas dan ujian akhir. Terus membantu mahasiswa untuk menguasai materi lewat diskusi. Terus kebetulan saya juga diminta untuk mengisi satu sesi mata kuliah yang topiknya sesuai dengan keahlian yang saya dalami.
Biaya hidup di New Zealand
Biaya hidup di Auckland lebih mahal dibanding kota-kota lain di NZ. Untuk flat setidaknya NZD 175-200 tiap minggu. Saya sendiri tinggal di flat single bed room. Kalau untuk makan asal masak sendiri telatif murah, mungkin NZD 2-3 tiap kali makan. Kalau beli di kantin kampus sekali makan NZD 7-9. Pengeluaran sebenarnya bisa diminimalkan dengan cara disiplin mengatur uang karena kalau sampai tidak, dipastikan spending-nya akan banyak soalnya di sini apa-apa mahal. Lalu usahakan untuk masak sendiri. Untuk tempat tinggal sebisa mungkin sharing sama teman.
Tentang fasilitas kesehatan dan asuransi kesehatan
Pernah. Selama punya asuransi sih InsyaAllah akan aman. Soalnya di klinik pasti langsung pakai itu. Di sini apa-apa sebenarnya gampang asalkan sesuai aturan. Untuk asuransi, kalau kuliah di NZ sudah otomatis akan terdaftar saat pendaftaran universitas. Preminya juga sudah masuk ke tuition fee.
Pengalaman paling menarik selama kuliah di New Zealand
Ada banyak sebenarnya pengalaman yang menarik. Tapi ini yang paling berkesan, sehari setelah saya sampai di Auckland saya langsung dijemput supervisor saya dan keluarganya, diajak ke Wellington lewat jalan darat. Itu cukup jauh perjalanan 8 jam. Nah, selama perjalanan itu kami menjumpai pelangi dua kali berturut-turut di tempat yang berbeda. Saat itu professor saya bilang, “Looks, Hakim, New Zealand seems to welcome you!”
Reporter: Adelina Mayang
Mari kita kenalan dulu...
Halloo, saya Moh Abdul Hakim (memang Moh gitu nulisnya karena Pak Carik males nulis panjang-panjang dulu, hehehe). Saya sedang menempuh studi PhD di Massey University di bawah supervisi Prof. James H.Liu, salah satu sarjana psikologi politik dan lintas budaya yang cukup menonjol saat ini. Bidang keilmuan saya psikologi sosial dan politik. Saya mulai kuliah di sini pada bulan Mei 2015 lalu.
Emang belajar apa saja Jurusan Psikologi Sosial dan Politik?
Well, pada dasarnya psikologi sosial dan politik fokus memahami, menjelaskan, dan memprediksi berbagai macam perilaku di dunia politik, baik di antara elit maupun orang-orang biasa. Secara spesifik kami mencoba menganalisis berbagai perilaku politik dengan pisau analisis teori-teori psikologi.
Kalau mau ikutan Apply simak di sini!
Kalau untuk sistem pendidikan doktoral di NZ, langkah pertama itu bikin proposal singkat/research intent. Nah, setelah itu kita harus dapat professor yang mau membimbing kita. Baru setelah itu kita apply ke universitas, mengisi application form, paspor, research intent, IELTS/TOEFL. Sama mungkin juga dibutuhkan sample of academic writing.
Why New Zealand?
Alasan paling penting sebenarnya adalah faktor supervisor. Saya sepenuhnya sadar bahwa studi pada level doktoral itu lebih banyak bergantung pada keahlian supervisor yang akan membimbing kita. Karena selama studi doktoral kita akan memperdalam keahlian kita pada bidang yang spesifik, biasanya hanya sedikit yang expert di situ. So, ketika saya memilih supervisor saya tidak terlalu mempertimbangkan negara dan universitas. Tapi ya, NZ memang salah satu tempat paling nyaman untuk studi juga sih.
Supervisor? Memangnya bagaimana karakter supervisornya?
Saya sudah mengikuti kuliah dan karya-karya ilmiah beliau sejak masih kuliah S1. Menurut saya, topik yang beliau dalami dan cara beliau melakukan penelitian sangat keren. Nah, setelah saya ikut proyeknya dua tahun dan akhirnya di sini, saya semakin mengenal beliau secara personal. Beliau orang yang sangat terbuka dan cukup berimbang. Dalam artian beliau tipikal pekerja keras, produktif secara akademis, tetapi di sisi lain suka banget melakukan hal-hal seru. Dan, selalu menjaga keseimbangan antara kehidupan akademis dan kehidupan keluarga. Beliau cenderung tidak suka menyuruh mahasiswanya untuk melakukan riset sesuai petunjuknya. Melainkan beliau membiarkan mereka mengembangkan ide-ide secara bebas dan kreatif. Secara personal kami cukup dekat. Kita sering sharing hal-hal personal seperti masalah keluarga dan pekerjaan. Kami juga sering BBQ-an bareng di rumahnya. Saya cukup dekat juga dengan istri dan anaknya.
Alasan lain tentang New Zealand
Banyak alasannya. Kalau dilihat dari berbagai indeks, NZ bisa dikatakan sebagai negara yang paling manusiawi. NZ memiliki skor terendah dalam indeks korupsi, skor tertinggi untuk social indicator index. Ini menunjukkan tingkat stabilitas dan kesejahteraan sosial yang tinggi. Kemudian juga berhasil memadukan budaya Maori dan Eropa dengan sangat baik. Contohnya kalau buka website universitas-universitas di sini pasti mereka akan mencantumkan namanya dalam dua bahasa yaitu Maori dan Inggris. Berbeda dengan bangsa Indian di Amerika atau Aborigin di Aussie, di sini orang Maori mendapatkan tempat secara terhormat, sejajar dengan orang Eropa. Dan mereka bangga betul dengan berbagai tradisi dan simbol-simbol budaya Maori. Orang-orangnya juga cenderung ramah dan helpful. Plus, alamnya epic.
Ketersediaan tempat ibadah untuk masyarakat muslim
Ya, saya muslim dan di Auckland setiap kampus besar punya mushola atau masjid. Tidak sulit menemukan tempat ibadah karena cukup banyak mahasiswa yang berasal dari negara-negara mayoritas muslim di sini.
Selain sibuk di dalam kampus, kesibukan apa saja yang diikuti oleh Mas Hakim?
Kebetulan saya cukup banyak terlibat kegiatan di luar kampus. Beberapa kali saya menjadi volunteer untuk organisasi sosial di sini. Selain itu, dari awal tahun ini kebetulan saya juga jadi pengurus PPI Auckland. Banyak juga kegiatan yang diselenggarakan masyarakat Indonesia yang mukim di sini. So, kami sering dilibatkan. Kalau di kalangan mahasiswa Indonesia kita punya beberapa kegiatan rutin seperti diskusi, terus acara seni dan budaya, dan juga jalan-jalan bareng. Kalau sama masyarakat Indonesia (sebagian besar sudah bekerja dan berkeluarga di sini), kita ikut pengajian mingguan, terus merayakan hari raya juga bareng-bareng, sama bikin Indonesia Cultural in Auckland setiap tahun. Terus, saya juga baru saja dapat kontrak untuk menjadi teaching staff di kampus, lumayanlah untuk tambahan uang saku.
Mas Hakim jadi Teaching Staff di kampus? Ceritain dong mas bagaimana kesibukannya?
Well, basically tugasnya membantu kerjaan main teacher. Misalnya saya harus mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk tugas dan ujian akhir. Terus membantu mahasiswa untuk menguasai materi lewat diskusi. Terus kebetulan saya juga diminta untuk mengisi satu sesi mata kuliah yang topiknya sesuai dengan keahlian yang saya dalami.
Biaya hidup di New Zealand
Biaya hidup di Auckland lebih mahal dibanding kota-kota lain di NZ. Untuk flat setidaknya NZD 175-200 tiap minggu. Saya sendiri tinggal di flat single bed room. Kalau untuk makan asal masak sendiri telatif murah, mungkin NZD 2-3 tiap kali makan. Kalau beli di kantin kampus sekali makan NZD 7-9. Pengeluaran sebenarnya bisa diminimalkan dengan cara disiplin mengatur uang karena kalau sampai tidak, dipastikan spending-nya akan banyak soalnya di sini apa-apa mahal. Lalu usahakan untuk masak sendiri. Untuk tempat tinggal sebisa mungkin sharing sama teman.
Tentang fasilitas kesehatan dan asuransi kesehatan
Pernah. Selama punya asuransi sih InsyaAllah akan aman. Soalnya di klinik pasti langsung pakai itu. Di sini apa-apa sebenarnya gampang asalkan sesuai aturan. Untuk asuransi, kalau kuliah di NZ sudah otomatis akan terdaftar saat pendaftaran universitas. Preminya juga sudah masuk ke tuition fee.
Pengalaman paling menarik selama kuliah di New Zealand
Ada banyak sebenarnya pengalaman yang menarik. Tapi ini yang paling berkesan, sehari setelah saya sampai di Auckland saya langsung dijemput supervisor saya dan keluarganya, diajak ke Wellington lewat jalan darat. Itu cukup jauh perjalanan 8 jam. Nah, selama perjalanan itu kami menjumpai pelangi dua kali berturut-turut di tempat yang berbeda. Saat itu professor saya bilang, “Looks, Hakim, New Zealand seems to welcome you!”
Reporter: Adelina Mayang