Achmad Rinaldy Harahap atau yang biasa disapa Aldy ini menjadi salah satu pemuda yang berangkat ke Tiongkok untuk berkuliah dengan bantuan ...
Achmad Rinaldy Harahap atau yang biasa disapa Aldy ini menjadi salah satu pemuda yang berangkat ke Tiongkok untuk berkuliah dengan bantuan beasiswa. Sebagai anak daerah perbatasan, Aldy sangat bersyukur bisa mendapatkan kesempatan untuk berkuliah di Tiongkok. Ini dia pengalaman Aldy merantau di Negeri Tirai Bambu untuk berkuliah di Yangzhou Polytechnic Institute.
Mari kita kenalan dulu...
Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Achmad Rinaldy Harahap biasa dipanggil Aldy. Saya berasal dari Nunukan, Kalimantan Utara (daerah perbatasan dengan Malaysia). Sekarang saya kuliah di Yangzhou Polytechnic Institute jurusan Bahasa Mandarin tapi insyaAllah bulan September saya dan teman-teman yang lain akan masuk ke jurusan pilihan masing-masing.
Jurusan Selanjutnya...
Saya memilih belajar International Trade Practice.
Saya memilih jurusan ini, pertama, karena niat kedatangan saya kesini memang ingin mengambil jurusan ini dan juga adanya dorongan dan dukungan dari orang tua saya. Faktor lainnya karena jurusan ini menurut saya begitu menarik minat saya apalagi yang kita ketahui mulai tahun ini negara kita sudah menerapkan pasar bebas ASEAN dimana barang dan jasa baik dari Indonesia maupun negara-negara tetangga akan bersaing saling menawarkan. Jelas ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi negara kita Indonesia, jika kita ingin bersaing kita harus setidaknya menyetarakan dengan negara-negaraJ tetangga baik dari segi apapun.
Tentang Jurusan International Trade Practice
Meskipun saya belum masuk ke penjurusan, tapi saya sedikit-sedikit telah menelusuri apa sih yang dipelajari, kebetulan saya juga punya senior di Korea dan Tiongkok juga yang sama jurusan dengan saya. Seperti namanya international trade practice adalah perdagangan internasional. Di jurusan ini kita akan mempelajari seluk beluk perdagangan, hukum-hukum perdagangan, teori perdagangan, perdagangan laut, udara, dan lain-lain. Dan kebetulan negara tempat saya berada adalah negara yang bisa dikatakan perekonomian dan perdagangannya begitu maju.
Motivasi memilih Tiongkok ...
Yang pertama pasti keinginan untuk maju. Yang kedua adanya kesempatan. Dan yang ketiga orang tua dan keluarga saya membuat saya termotivasi untuk bisa sukses dan mandiri. Kenapa tidak ke negara lain? Karena saya rasa negara tempat saya belajar sekarang sangat cocok untuk jurusan saya dimana sekarang Tiongkok adalah salah satu negara dengan perekonomian dan perdagangan yang begitu tak perlu dipertanyakan lagi. Dimana kita lihat sekarang negara ini berkembang pesat, mulai dari pembangunan, perekonomian, dan lainnya. Contohnya juga dimana-mana kita mudah menemukan barang-barang dari Tiongkok.
Beasiswa
Ya, untuk sekarang alhamdulilah saya mendapatkan beasiswa parsial dimana saya gratis biaya SPP dan tempat tinggal serta fasilitasnya. Nama beasiswanya saya kurang tahu karena ini adalah kerja sama dengan salah satu organisasi pendidikan di Surabaya yang bernama Indonesia Tionghoa Culture Centre milik Bapak Dahlan Iskan (mantan menteri BUMN). Dari sana mereka memberi kita anak-anak perbatasan kesempatan, kita sangat berterima kasih.
Akomodasi di Tiongkok
Sekarang saya tinggal di dormitory kampus. Dimana memang keunikan Tiongkok rata-rata kampus mereka menyediakan siswanya tempat tinggal baik pelajar luar negeri maupun pelajar lokal di sekitar area kampus.
Fasilitas kampus dan dormitory
Untuk kampus saya rasa kami sungguh beruntung dimana kita di sini merasa sangat diperhatikan. Kita disediakan kantin muslim bagi yang muslim jadi tidak perlu repot mencari makanan halal. Kita juga disediakan dapur khusus untuk pelajar luar negeri, kamar untuk dua orang, mesin cuci, AC, free wifi, dan juga listrik. Selain itu juga ada lemari, meja belajar, dll. Untuk olahraga kita memiliki stadion, lapangan basket, volley, dan juga lapangan indoor.
Fasilitas pendukung untuk umat muslim
Ya, alhamdulilah kita punya kantin muslim, punya saudara muslim di sini. Untuk fasilitas ibadah biasanya kami menggunakan kamar masing-masing atau menggunakan meeting room untuk kegiatan sholat berjamaah dan yasinan. Para dosen juga begitu respect pada kami seperti sholat Jumat mereka meniadakan kelas di jam sholat Jumat. Kami mesti menuju masjid satu-satunya di sini jika harus sholat Jumat. Dan karena sudah dekat dengan bulan Ramadhan, kami cerita-cerita di kampus dan kami akan disediakan ruang khusus untuk sholat tarawih berjamaah. Jadi mereka begitu respect terhadap kita.
Dosen di kampus Yangzhou
Pendapat saya tentang dosen-dosen kita di sini mereka semua begitu luar biasa karena mereka begitu perhatian dengan kami di sini demi kemajuan berbahasa kami. Cara mengajar mereka juga tidak membosankan, terkadang diselingi dengan candaan jadi kita tidak bosan. Ya kita harus tahu dimana saatnya kita serius dan dimana saatnya untuk bercanda. Semua dosen di sini menjadi dosen favorit saya hanya saja kalau disuruh memilih saya memilih wali kelas saya Tiffany Laoshi. Dia paling bisa mengerti kami (meskipun tugasnya begitu banyak hehe). Beliau tidak hanya berperan sebagai guru tetapi juga orang yang memotivasi kami semua bahwa kami harus bisa, anak Indonesia bisa, anak perbatasan bisa. Ketika kami sakit beliau juga sangat perhatian.
Living cost in Tiongkok
Untuk kehidupan sehari-hari kita di sini habis satu juta sampai satu setengah juta per bulan. Itu sudah termasuk kalau mau beli camilan dan keperluan lain-lain.
Bekerja Part Time di Tiongkok
Sebenarnya sih bisa, hanya tergantung visa sih ya. Kalau sekalian kerja bisa visa kerja dan belajar. Kecuali mungkin magang dimana kampus sudah bekerja sama dengan perusahaan mungkin bisa.
Kegiatan lain di luar perkuliahan
Karena ini tahun pertama dan fokus ke Bahasa dan kita ada ujian hsk seperti TOEFL, kita kebanyakan fokus di pelajaran sambil diselingi mungkin main bola dengan teman-teman Tiongkok, teman-teman Arab, dll. Dan sekarang kami sedang menyiapkan membentuk organisasi persatuan pelajar Indonesia Tiongkok (PPIT) Yangzhou. Indonesia di sini baru mulai berkembang, kita akan merencanakan membentuk PPIT cabang Yangzhou tahun depan.
Bergaul dengan teman-teman
Untuk pergaulan, karakter teman-teman di sini sangat terbuka dan tertarik untuk bergaul dengan kita. Terlebih mereka selalu membantu apapun kesulitan kami di sini, jadi tidak ada kesulitan sejauh ini.
Kesan terhadap Tiongkok
Hanya bisa bicara dalam hati ‘wah, ini rupanya yang namanya Tiongkok’. Sekaligus ada rasa khawatir juga karena negara ini punya hukum yang ketat. Contohnya penggunaan internet di sini kita tidak bisa sembarangan. Salah-salah nanti kita bisa langsung dibawa ke kantor polisi.
Pengalaman Unik
Sebenarnya sih pengalaman ini tidak unik tapi benar-benar tidak bisa dilupain. Dimana pada saat pertama kali mendarat di Tiongkok saya ditegur oleh petugas bandara karena saya memfoto suasana setibanya saya di sini untuk dikirim ke keluarga. Tapi malah disuruh hapus dan bicara pakai bahasa mandarin. Saat itu saya memang tidak mengerti orang itu bicara apa.
Rencana kedepan...
Saya insyaAllah ingin melanjutkan ke strata satu dan pindah ke Nanjing atau Shanghai setelah saya selesai dengan program diploma 3 yang saya tempuh saat ini.
Tips dan Motivasi
Pertama, kukuhkan niat dan keinginan, tujuan pertama kita di sini bahwa memang untuk pendidikan. Kedua, harus bisa belajar memotivasi diri sendiri karena kita akan pisah dengan keluarga. Ketiga, rajin mencari informasi untuk kuliah di Tiongkok. Sekedar informasi Tiongkok memiliki banyak beasiswa tak terkecuali Indonesia baik beasiswa dari kampus, dari pemerintah Tiongkok, dan masih banyak beasiswa lainnya.
Reporter: Adelina Mayang
Penyunting: Imam Sultan Assidiq
Mari kita kenalan dulu...
Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Achmad Rinaldy Harahap biasa dipanggil Aldy. Saya berasal dari Nunukan, Kalimantan Utara (daerah perbatasan dengan Malaysia). Sekarang saya kuliah di Yangzhou Polytechnic Institute jurusan Bahasa Mandarin tapi insyaAllah bulan September saya dan teman-teman yang lain akan masuk ke jurusan pilihan masing-masing.
Jurusan Selanjutnya...
Saya memilih belajar International Trade Practice.
Saya memilih jurusan ini, pertama, karena niat kedatangan saya kesini memang ingin mengambil jurusan ini dan juga adanya dorongan dan dukungan dari orang tua saya. Faktor lainnya karena jurusan ini menurut saya begitu menarik minat saya apalagi yang kita ketahui mulai tahun ini negara kita sudah menerapkan pasar bebas ASEAN dimana barang dan jasa baik dari Indonesia maupun negara-negara tetangga akan bersaing saling menawarkan. Jelas ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi negara kita Indonesia, jika kita ingin bersaing kita harus setidaknya menyetarakan dengan negara-negaraJ tetangga baik dari segi apapun.
Tentang Jurusan International Trade Practice
Meskipun saya belum masuk ke penjurusan, tapi saya sedikit-sedikit telah menelusuri apa sih yang dipelajari, kebetulan saya juga punya senior di Korea dan Tiongkok juga yang sama jurusan dengan saya. Seperti namanya international trade practice adalah perdagangan internasional. Di jurusan ini kita akan mempelajari seluk beluk perdagangan, hukum-hukum perdagangan, teori perdagangan, perdagangan laut, udara, dan lain-lain. Dan kebetulan negara tempat saya berada adalah negara yang bisa dikatakan perekonomian dan perdagangannya begitu maju.
Motivasi memilih Tiongkok ...
Yang pertama pasti keinginan untuk maju. Yang kedua adanya kesempatan. Dan yang ketiga orang tua dan keluarga saya membuat saya termotivasi untuk bisa sukses dan mandiri. Kenapa tidak ke negara lain? Karena saya rasa negara tempat saya belajar sekarang sangat cocok untuk jurusan saya dimana sekarang Tiongkok adalah salah satu negara dengan perekonomian dan perdagangan yang begitu tak perlu dipertanyakan lagi. Dimana kita lihat sekarang negara ini berkembang pesat, mulai dari pembangunan, perekonomian, dan lainnya. Contohnya juga dimana-mana kita mudah menemukan barang-barang dari Tiongkok.
Beasiswa
Ya, untuk sekarang alhamdulilah saya mendapatkan beasiswa parsial dimana saya gratis biaya SPP dan tempat tinggal serta fasilitasnya. Nama beasiswanya saya kurang tahu karena ini adalah kerja sama dengan salah satu organisasi pendidikan di Surabaya yang bernama Indonesia Tionghoa Culture Centre milik Bapak Dahlan Iskan (mantan menteri BUMN). Dari sana mereka memberi kita anak-anak perbatasan kesempatan, kita sangat berterima kasih.
Akomodasi di Tiongkok
Sekarang saya tinggal di dormitory kampus. Dimana memang keunikan Tiongkok rata-rata kampus mereka menyediakan siswanya tempat tinggal baik pelajar luar negeri maupun pelajar lokal di sekitar area kampus.
Fasilitas kampus dan dormitory
Untuk kampus saya rasa kami sungguh beruntung dimana kita di sini merasa sangat diperhatikan. Kita disediakan kantin muslim bagi yang muslim jadi tidak perlu repot mencari makanan halal. Kita juga disediakan dapur khusus untuk pelajar luar negeri, kamar untuk dua orang, mesin cuci, AC, free wifi, dan juga listrik. Selain itu juga ada lemari, meja belajar, dll. Untuk olahraga kita memiliki stadion, lapangan basket, volley, dan juga lapangan indoor.
Fasilitas pendukung untuk umat muslim
Ya, alhamdulilah kita punya kantin muslim, punya saudara muslim di sini. Untuk fasilitas ibadah biasanya kami menggunakan kamar masing-masing atau menggunakan meeting room untuk kegiatan sholat berjamaah dan yasinan. Para dosen juga begitu respect pada kami seperti sholat Jumat mereka meniadakan kelas di jam sholat Jumat. Kami mesti menuju masjid satu-satunya di sini jika harus sholat Jumat. Dan karena sudah dekat dengan bulan Ramadhan, kami cerita-cerita di kampus dan kami akan disediakan ruang khusus untuk sholat tarawih berjamaah. Jadi mereka begitu respect terhadap kita.
Dosen di kampus Yangzhou
Pendapat saya tentang dosen-dosen kita di sini mereka semua begitu luar biasa karena mereka begitu perhatian dengan kami di sini demi kemajuan berbahasa kami. Cara mengajar mereka juga tidak membosankan, terkadang diselingi dengan candaan jadi kita tidak bosan. Ya kita harus tahu dimana saatnya kita serius dan dimana saatnya untuk bercanda. Semua dosen di sini menjadi dosen favorit saya hanya saja kalau disuruh memilih saya memilih wali kelas saya Tiffany Laoshi. Dia paling bisa mengerti kami (meskipun tugasnya begitu banyak hehe). Beliau tidak hanya berperan sebagai guru tetapi juga orang yang memotivasi kami semua bahwa kami harus bisa, anak Indonesia bisa, anak perbatasan bisa. Ketika kami sakit beliau juga sangat perhatian.
Living cost in Tiongkok
Untuk kehidupan sehari-hari kita di sini habis satu juta sampai satu setengah juta per bulan. Itu sudah termasuk kalau mau beli camilan dan keperluan lain-lain.
Bekerja Part Time di Tiongkok
Sebenarnya sih bisa, hanya tergantung visa sih ya. Kalau sekalian kerja bisa visa kerja dan belajar. Kecuali mungkin magang dimana kampus sudah bekerja sama dengan perusahaan mungkin bisa.
Kegiatan lain di luar perkuliahan
Karena ini tahun pertama dan fokus ke Bahasa dan kita ada ujian hsk seperti TOEFL, kita kebanyakan fokus di pelajaran sambil diselingi mungkin main bola dengan teman-teman Tiongkok, teman-teman Arab, dll. Dan sekarang kami sedang menyiapkan membentuk organisasi persatuan pelajar Indonesia Tiongkok (PPIT) Yangzhou. Indonesia di sini baru mulai berkembang, kita akan merencanakan membentuk PPIT cabang Yangzhou tahun depan.
Bergaul dengan teman-teman
Untuk pergaulan, karakter teman-teman di sini sangat terbuka dan tertarik untuk bergaul dengan kita. Terlebih mereka selalu membantu apapun kesulitan kami di sini, jadi tidak ada kesulitan sejauh ini.
Kesan terhadap Tiongkok
Hanya bisa bicara dalam hati ‘wah, ini rupanya yang namanya Tiongkok’. Sekaligus ada rasa khawatir juga karena negara ini punya hukum yang ketat. Contohnya penggunaan internet di sini kita tidak bisa sembarangan. Salah-salah nanti kita bisa langsung dibawa ke kantor polisi.
Pengalaman Unik
Sebenarnya sih pengalaman ini tidak unik tapi benar-benar tidak bisa dilupain. Dimana pada saat pertama kali mendarat di Tiongkok saya ditegur oleh petugas bandara karena saya memfoto suasana setibanya saya di sini untuk dikirim ke keluarga. Tapi malah disuruh hapus dan bicara pakai bahasa mandarin. Saat itu saya memang tidak mengerti orang itu bicara apa.
Rencana kedepan...
Saya insyaAllah ingin melanjutkan ke strata satu dan pindah ke Nanjing atau Shanghai setelah saya selesai dengan program diploma 3 yang saya tempuh saat ini.
Tips dan Motivasi
Pertama, kukuhkan niat dan keinginan, tujuan pertama kita di sini bahwa memang untuk pendidikan. Kedua, harus bisa belajar memotivasi diri sendiri karena kita akan pisah dengan keluarga. Ketiga, rajin mencari informasi untuk kuliah di Tiongkok. Sekedar informasi Tiongkok memiliki banyak beasiswa tak terkecuali Indonesia baik beasiswa dari kampus, dari pemerintah Tiongkok, dan masih banyak beasiswa lainnya.
Reporter: Adelina Mayang
Penyunting: Imam Sultan Assidiq