Annaska Helena Iskandar memiliki cita-cita yang mulia bagi Indonesia. Ia ingin Indonesia memiliki sarana transportasi, sistem perairan dan ...
Annaska Helena Iskandar memiliki cita-cita yang mulia bagi Indonesia. Ia ingin Indonesia memiliki sarana transportasi, sistem perairan dan daya tahan bangunan sebagus negara-negara di Eropa. Untuk mewujudkan cita-citanya ini, gadis yang akrab disapa Aska ini memilih berkuliah di Jerman tepatnya di Hochschule für Technik und Wirtschaft Berlin. Ingin tahu bagaimana pengalaman Aska berkuliah di Jerman? Ini dia sepenggal cerita yang ia bagikan kepada tim berkuliah.com.
Kenalan sama mbak-mbak di atas:
Halo! Perkenalkan, nama saya, Annaska Helena Iskandar biasa dipanggil Aska. Di Indonesia, saya berdomisili di Jakarta. Sekarang saya sedang menjalani kuliah program bachelor, jurusan Teknik Sipil (Bauingenieurwesen) di Hochschule für Technik und Wirtschaft Berlin di Berlin, Jerman. Saya mulai kuliah di Jerman tahun 2015.
Kenapa Kuliah di Jerman?
Kualitas perkuliahan yang terkenal sangat baik, biaya hidup dan kuliah yang relatif tidak mahal, dan lokasi Jerman yang terletak di jantung Eropa menjadi sebagian dari pertimbangan-pertimbangan saya untuk kuliah disini. Tidak hanya itu, menurut saya belajar bahasa Jerman adalah hal yang menguntungkan karena bahasa Jerman termasuk bahasa yang paling diminati di dunia.
Teknik Sipil di Jerman
Pilihan jurusan untuk kuliah bisa berubah dari waktu ke waktu, tapi akhirnya saya menetapkan hati saya untuk mengambil jurusan Teknik Sipil. Mengapa saya memilih Teknik Sipil? Saya sangat ingin Indonesia mempunyai sarana transportasi, sistem perairan dan daya tahan bangunan sebagus di Eropa. Pekerjaan insinyur sipil antara lain adalah mengawasi pembangunan jalan, gedung, bandara, terowongan, bendungan, jembatan, pasokan air, dan sistem pembuangan. Di jurusan ini saya tidak hanya belajar hal-hal tekniknya saja. Saya juga belajar bagaimana cara menggunakan bahan bangunan tanpa mengeluarkan uang yang berlebihan dan tidak mencemari lingkungan. Mudah-mudahan suatu hari nanti saya bisa mendedikasikan apa yang telah saya pelajari dari sini untuk Indonesia.
Kampus dan Fasilitasnya
Di Jerman, perguruan tinggi dibedakan dengan nama "Universität" (Uni) dan "Fachhochschule" (FH). Ringkasnya, di Uni anda akan lebih belajar teori, sedangkan di FH kamu akan lebih berhubungan dengan praktek. Saya berkuliah di FH. Fasilitas-fasilitas yang ada di kampus saya contohnya: wi-fi gratis untuk pelajar, perpustakaan, kantin, ruangan uji coba, sentral olahraga, ruangan berisitirahat dan masih banyak lagi. Fasilitas khusus pelajar dengan disabilitas atau penyakit khronis pun juga tersedia.
Proses Apply
Untuk pelajar dari Indonesia atau negara lain yang non-Jerman, biasanya mendaftar kuliah lewat http://www.uni-assist.de dengan mengirimkan dokumen-dokumen yang diperlukan lewat post.
Persiapan Berangkat ke Jerman
Belajar bahasa selama 6 bulan untuk mendapatkan sertifikat bahasa Jerman + eksaminasi untuk diterima di Studienkolleg (persiapan pre-kuliah) + 1 tahun di Studienkolleg = Proses masuk universitas di Jerman. Rumit ya kedengarannya! Tapi kalau sungguh-sungguh bisa terlancarkan kok.
Tempat Tinggal di Jerman
Saya tinggal di "Studentenwohnheim" atau asrama mahasiswa. Di setiap kota terdapat website yang berbeda-beda untuk asrama mahasiswa. Ini contoh website asrama mahasiswa di Berlin: http://www.studentenwerk-berlin.de/wohnen. Alternatif lain : website yang paling sering dipakai untuk mencari tempat tinggal privat di seluruh Jerman adalah http://www.wg-gesucht.de. Namun kamu harus berhati-hati terhadap penipuan!
Part Time di Jerman
Saya belum pernah kerja part time, tapi saya tertarik untuk mencobanya. Di Jerman, gaji kerja part time yang paling sedikit adalah 8,50€ per jam.
PPI Jerman
Di Jerman, saya mencoba sebisa mungkin untuk tidak hanya kuliah saja. Untuk mencari pengalaman lain, saya bergabung dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia di Berlin (PPI Berlin). Membuat kegiatan yang bersangkutan dengan pendidikan, seni, dan budaya Indonesia, dan menjalin hubungan baik dengan organisasi-organisasi lain adalah beberapa kesibukan kami. Mempererat tali silaturahmi dengan teman-teman yang setanah air juga tidak boleh terlupakan. Oleh karena itu saya bergabung di PPI Berlin.
Website: http://ppi-berlin.org/
Facebook Page: PPI Berlin
Facebook Group: PPI Berlin dan PPI Berlin Official
Twitter: PPI Berlin
Asuransi Kesehatan
Asuransi kesehatan negara wajib dimiliki oleh seluruh pelajar di Jerman. Tapi sejauh ini saya belum pernah dirawat rumah sakit selama di Jerman. Syukurlah.
Fasilitas Umum di Jerman
Fasilitas umum di Jerman favorit saya adalah sistem transportasi umumnya. Jika belum kenal dengan jalan di kotanya, akan sangat membantu sekali dengan menggunakan sebuah aplikasi di smartphone. Tinggal ketik lokasi kamu di tempat dan kamu mau kemana lalu aplikasi itu langsung menunjukkanmu bisa menggunakan tram/bus/kereta jurusan mana untuk sampai ke tempat tujuan (kapal juga ada). Bagus sekali ini untuk dicontoh di Indonesia, agar orang orang bisa berpaling dari menggunakan kendaraan pribadi untuk mengurangi kemacetan.
Pengalaman Unik Selama di Jerman
Saya suka melancong. Pengalaman unik terkadang saya alami selama jalan-jalan di Jerman atau negara lain di Eropa. Salah satunya, saya pernah tidak sengaja bertemu seorang pria separuh baya, orang Jerman, yang sangat fasih berbicara bahasa Indonesia. Dia mendengar saya dan teman-teman saya berbicara bahasa Indonesia lalu dia menyapa kami. Dia menceritakan pengalamannya selama 20 tahun tinggal di Indonesia di perjalanan kereta sepanjang Magdeburg-Berlin. Saya bangga jika orang asing bisa berbahasa Indonesia, apalagi waktu itu dia juga membawa tas yang bercorak batik bersamanya.
Motivasi Untuk Teman-Teman Indonesia
Di negara ini saya mau tidak mau harus mandiri. Kemandirian seseorang (apalagi di daerah yang bukan zona kenyamanannya) adalah hal yang sangat dibutuhkan untuk dunia pekerjaan nanti. Karena pasti kita akan berinteraksi dengan orang-orang baru. Di sini kamu akan merasakan perubahan yang positif pada mentalitas anda. Ketika anda pulang ke Indonesia nanti, kamu akan merasakan perbedaannya dan lebih baik lagi jika anda bisa membawa pemikiran orang-orang di sekitar kamu ke pemikiran yang berguna.
Reporter: Adelina Mayang
Kenalan sama mbak-mbak di atas:
Halo! Perkenalkan, nama saya, Annaska Helena Iskandar biasa dipanggil Aska. Di Indonesia, saya berdomisili di Jakarta. Sekarang saya sedang menjalani kuliah program bachelor, jurusan Teknik Sipil (Bauingenieurwesen) di Hochschule für Technik und Wirtschaft Berlin di Berlin, Jerman. Saya mulai kuliah di Jerman tahun 2015.
Kenapa Kuliah di Jerman?
Kualitas perkuliahan yang terkenal sangat baik, biaya hidup dan kuliah yang relatif tidak mahal, dan lokasi Jerman yang terletak di jantung Eropa menjadi sebagian dari pertimbangan-pertimbangan saya untuk kuliah disini. Tidak hanya itu, menurut saya belajar bahasa Jerman adalah hal yang menguntungkan karena bahasa Jerman termasuk bahasa yang paling diminati di dunia.
Teknik Sipil di Jerman
Pilihan jurusan untuk kuliah bisa berubah dari waktu ke waktu, tapi akhirnya saya menetapkan hati saya untuk mengambil jurusan Teknik Sipil. Mengapa saya memilih Teknik Sipil? Saya sangat ingin Indonesia mempunyai sarana transportasi, sistem perairan dan daya tahan bangunan sebagus di Eropa. Pekerjaan insinyur sipil antara lain adalah mengawasi pembangunan jalan, gedung, bandara, terowongan, bendungan, jembatan, pasokan air, dan sistem pembuangan. Di jurusan ini saya tidak hanya belajar hal-hal tekniknya saja. Saya juga belajar bagaimana cara menggunakan bahan bangunan tanpa mengeluarkan uang yang berlebihan dan tidak mencemari lingkungan. Mudah-mudahan suatu hari nanti saya bisa mendedikasikan apa yang telah saya pelajari dari sini untuk Indonesia.
Kampus dan Fasilitasnya
Di Jerman, perguruan tinggi dibedakan dengan nama "Universität" (Uni) dan "Fachhochschule" (FH). Ringkasnya, di Uni anda akan lebih belajar teori, sedangkan di FH kamu akan lebih berhubungan dengan praktek. Saya berkuliah di FH. Fasilitas-fasilitas yang ada di kampus saya contohnya: wi-fi gratis untuk pelajar, perpustakaan, kantin, ruangan uji coba, sentral olahraga, ruangan berisitirahat dan masih banyak lagi. Fasilitas khusus pelajar dengan disabilitas atau penyakit khronis pun juga tersedia.
Proses Apply
Untuk pelajar dari Indonesia atau negara lain yang non-Jerman, biasanya mendaftar kuliah lewat http://www.uni-assist.de dengan mengirimkan dokumen-dokumen yang diperlukan lewat post.
Persiapan Berangkat ke Jerman
Belajar bahasa selama 6 bulan untuk mendapatkan sertifikat bahasa Jerman + eksaminasi untuk diterima di Studienkolleg (persiapan pre-kuliah) + 1 tahun di Studienkolleg = Proses masuk universitas di Jerman. Rumit ya kedengarannya! Tapi kalau sungguh-sungguh bisa terlancarkan kok.
Tempat Tinggal di Jerman
Saya tinggal di "Studentenwohnheim" atau asrama mahasiswa. Di setiap kota terdapat website yang berbeda-beda untuk asrama mahasiswa. Ini contoh website asrama mahasiswa di Berlin: http://www.studentenwerk-berlin.de/wohnen. Alternatif lain : website yang paling sering dipakai untuk mencari tempat tinggal privat di seluruh Jerman adalah http://www.wg-gesucht.de. Namun kamu harus berhati-hati terhadap penipuan!
Part Time di Jerman
Saya belum pernah kerja part time, tapi saya tertarik untuk mencobanya. Di Jerman, gaji kerja part time yang paling sedikit adalah 8,50€ per jam.
PPI Jerman
Di Jerman, saya mencoba sebisa mungkin untuk tidak hanya kuliah saja. Untuk mencari pengalaman lain, saya bergabung dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia di Berlin (PPI Berlin). Membuat kegiatan yang bersangkutan dengan pendidikan, seni, dan budaya Indonesia, dan menjalin hubungan baik dengan organisasi-organisasi lain adalah beberapa kesibukan kami. Mempererat tali silaturahmi dengan teman-teman yang setanah air juga tidak boleh terlupakan. Oleh karena itu saya bergabung di PPI Berlin.
Website: http://ppi-berlin.org/
Facebook Page: PPI Berlin
Facebook Group: PPI Berlin dan PPI Berlin Official
Twitter: PPI Berlin
Asuransi Kesehatan
Asuransi kesehatan negara wajib dimiliki oleh seluruh pelajar di Jerman. Tapi sejauh ini saya belum pernah dirawat rumah sakit selama di Jerman. Syukurlah.
Fasilitas Umum di Jerman
Fasilitas umum di Jerman favorit saya adalah sistem transportasi umumnya. Jika belum kenal dengan jalan di kotanya, akan sangat membantu sekali dengan menggunakan sebuah aplikasi di smartphone. Tinggal ketik lokasi kamu di tempat dan kamu mau kemana lalu aplikasi itu langsung menunjukkanmu bisa menggunakan tram/bus/kereta jurusan mana untuk sampai ke tempat tujuan (kapal juga ada). Bagus sekali ini untuk dicontoh di Indonesia, agar orang orang bisa berpaling dari menggunakan kendaraan pribadi untuk mengurangi kemacetan.
Pengalaman Unik Selama di Jerman
Saya suka melancong. Pengalaman unik terkadang saya alami selama jalan-jalan di Jerman atau negara lain di Eropa. Salah satunya, saya pernah tidak sengaja bertemu seorang pria separuh baya, orang Jerman, yang sangat fasih berbicara bahasa Indonesia. Dia mendengar saya dan teman-teman saya berbicara bahasa Indonesia lalu dia menyapa kami. Dia menceritakan pengalamannya selama 20 tahun tinggal di Indonesia di perjalanan kereta sepanjang Magdeburg-Berlin. Saya bangga jika orang asing bisa berbahasa Indonesia, apalagi waktu itu dia juga membawa tas yang bercorak batik bersamanya.
Motivasi Untuk Teman-Teman Indonesia
Di negara ini saya mau tidak mau harus mandiri. Kemandirian seseorang (apalagi di daerah yang bukan zona kenyamanannya) adalah hal yang sangat dibutuhkan untuk dunia pekerjaan nanti. Karena pasti kita akan berinteraksi dengan orang-orang baru. Di sini kamu akan merasakan perubahan yang positif pada mentalitas anda. Ketika anda pulang ke Indonesia nanti, kamu akan merasakan perbedaannya dan lebih baik lagi jika anda bisa membawa pemikiran orang-orang di sekitar kamu ke pemikiran yang berguna.
Reporter: Adelina Mayang