Bagi kalian yang selama ini membaca jurus kuliah ke luar negeri, beserta seluk beluk isi, tips, dan cara mendapatkan beasiswa, mungkin terp...
Bagi kalian yang selama ini membaca jurus kuliah ke luar negeri, beserta seluk beluk isi, tips, dan cara mendapatkan beasiswa, mungkin terpikir apa yang akan dilakukan para mahasiswa lulusan luar negeri ini ketika kembali ke tanah air. Apakah mereka akan pulang begitu saja, atau sudah ada rencana yang akan dilakukan?. Beberapa hal dibawah ini adalah kemungkinan yang terjadi ketika seseorang, atau kamu sudah selesai mengenyam pendidikan di luar negeri.
Lanjut kuliah postgraduate atau doktoral
Sebelum pulang ke tanah air, tentunya ada hal-hal yang dilakukan para mahasiswa saat di luar negeri, apakah itu persiapan kepulangan, melamar pekerjaan, berencana menjadi pengajar, atau melanjutkan kuliah lagi. Nah pada poin ini opsi melanjutkan kuliah menjadi pilihan mahasiswa yang “ketagihan” sekolah. Mungkin terdengar agak aneh dengan istilah ketagihan sekolah, namun itu benar-benar terjadi. Seseorang yang sudah gemar mencari ilmu dan sangat mendalami bidangnya, tidak akan rela meninggalkan lingkungan keilmuan yang sudah membesarkanya selama ini. Banyak contoh mereka yang fokus pada bidang keilmuanya menjadi penemu teknologi baru yang bermanfaat untuk umat manusia. Mahasiswa semacam ini hidup di lingkungan akademis yang menyatu dengan laboratorium dan seabrek ide serta diskusi panas tentang pengembangan produk teknologi. Beberapa diantaranya bahkan dipercaya sebagai asisten peneliti oleh kampus tempatnya kuliah, atau dipekerjakan oleh perusahaan swasta di negara tersebut, tentu dengan apresiasi yang sangat tinggi (dalam hal kesejahteraan).
Umumnya, bagi mereka mahasiswa yang ingin melanjutkan kuliah di negara bersangkutan, persiapan sudah dilakukan jauh hari sebelumnya. Mereka mencari teman diskusi maupun membantu profesor mereka menyelesaikan project. Biasanya dari project tersebut, mereka mendapatkan bahan penelitian. Secara kuliah lanjutan pada jenjang postgrade maupun postdoc, kegiatan perkuliahan di kelas hanyalah formalitas. Mereka lebih menekankan pada pendalaman materi riset dan hasil. Dalam lingkungan semacam ini, mahasiswa seperti sudah “dijalurkan” untuk melanjutkan kuliah lagi. Meski demikian, jika mahasiswa tersebut tidak berniat melanjutkan kuliah lagi, itu pun tidak mengapa.
Pulang ke Indonesia dan mencari kerja
Salah satu hal klasik yang terjadi dengan para lulusan mahasiswa adalah, setelah selesai kuliah, lalu mencari pekerjaan. Inilah yang terjadi juga dengan beberapa mahaiswa Indonesia lulusan luar negeri. Setelah lulus, ya cari kerja. Tentunya banyak pekerjaan yang bisa diperoleh seperti di banyak perusahaan multi nasional atau melamar sebagai pegawai negeri. Bagi kamu yang ingin kuliah di luar negeri, tidak perlu khawatir dengan kondisi negara Indonesia yang “katanya” susah mencari pekerjaan ketika kembali ke tanah air. Jika kamu memang punya kualitas dalam bidang keilmuan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Terlebih, dengan statusmu yang “lulusan kampus negara maju” kapasitas keilmuan dan ketrampilanmu tentunya sudah diasah sedemikian rupa selama menjalani perkuliahan. Ada banyak lembaga penelitian, perusahaan swasta multinasional, sampai swasta nasional yang membutuhkan tenaga dan pikiranmu. Pada intinya, tetaplah menjaga kualitas dan kapasitasmu.
Jadi dosen di kampus, karena umumnya orang yang kuliah ke luar negeri lekat dengan lingkungan akademik, dan sudah diplot menjadi tenaga pengajar
Di banyak universitas di Indonesia, mahasiswa yang setelah lulus S1 kemudian magang di lab, menjadi asisten dosen, membantu project, hal ini seolah menjadi semacam common sense bagi mereka yang ingin kuliah ke luar negeri. Bagaimanapun, kuliah ke luar negeri adalah perstiwa akademik yang membutuhkan kedekatan emosional secara akademik pula. Oleh karena itu membiasakan diri di lingkungan akademik dan dekat dengan dosen merupakan salah satu cara untuk berakrab ria menyelami kehidupan riset ala laboratorium kampus. Hal ini tentu tidak bisa diartikan sebagai “menjilat”. Karena memang itulah proses untuk bisa kuliah ke luar negeri, setidaknya bagi yang ingin melanjutkan jenjang S2 atau S3. Untuk kuliah di luar negeri kamu akan membutuhkan pengalaman riset, kemampuan menyusun proposal riset, surat rekomendasi, jaringan, dan bahkan berkenalan dengan calon supervisormu kelak. Beberapa hal tersebut hanya bisa diperoleh jika kamu berada di lingkungan yang erat dengan kehidupan akademik, dan itu adanya di kampus, di laboratorium, yang dekat dengan dosen. Oleh karena itu jika kamu bermimpi kuliah ke luar negeri, dekatilah para dosen itu, mintalah bimbingan dan berdiskusilah.
Menjadi peneliti di lembaga penelitian
Yang akan orang pikirkan tentang kamu ketika sudah pulang dari luar negeri adalah “kamu seorang yang pintar”. Tidak salah dengan pandangan ini, kamu memang pintar. Banyak lulusan negara maju yang kemudian melabuhkan dirinye ke lembaga penelitian. Hal ini karena kultur riset yang dibawa dari negara maju sudah mendarah daging, dan di Indonesia masih banyak yang menganggap dunia riset sebagai dunia suram, hidup di lingkungan kutu buku, bekerja di laboratorium yang sepi, penuh barang-barang yang tidak jelas, mengkaji hal-hal rumit, dan berteman dengan komunitas yang “tidak asyik”. Stereotype semacam ini sesungguhnya membuktikan bahwa lahan penelitian di Indonesia masih berpotensi untuk dikembangkan. Terlepas dari bidang yang akan kamu geluti, hampir semua bidang penelitian bisa memberikan hasil dan kontribusi keilmuan. Namun yang masih menjadi masalah adalah soal “kesejahteraan” peneliti yang kadang dibayar tidak sebanding dengan beban kerja yang ditanggung. Eits, jangan berkecil hati, karena memang dunia penelitian berbeda dengan dunia bisnis yang kebanyakan bicara soal uang. Bicara soal menjadi peneliti, itu adalah semacam panggilan hidup dan passion seseorang. Memang berbeda dengan kondisi peneliti di negara maju yang mendapat apresiasi lebih sehingga lebih sejahtera juga. Di negara kita, hanya masalah waktu saja dunia penelitian mendapatkan apresiasi. Hal ini karena masyarakat belum menyadari bahwa sekecil dan sesederhana apapun hasil temuan peneliti, bisa memberikan sumbangsih terhadap big picture dari suatu permasalahan. Disamping itu, penelitian banyak yang memberikan solusi (solution based research), hanya kita saja yang belum menyadari.
Menjadi pegawai negeri
Menjadi pegawai negeri sepulang dari kuliah di luar negeri juga bisa menjadi pilihan. Namun, tetap harus melihat pembukaan menjadi pegawai negeri karena memang hal ini sangat birokratis dan tidak bisa asal mendaftar, tentunya kita semua paham bagaimana sistem ini bekerja. Mulai dari mendaftar sebagai pegawai honorer, calon pegawai negeri, hingga diangkat menjadi PNS.
Bekerja di perusahaan swasta MNC
Multinational Company (MNC) bisa menjadi pilihan bagi kamu yang baru saja pulang kuliah di luar negeri. Beberapa MNC membutuhkan orang-orang kreatif dengan bakat yang bisa diandalkan. Membawa kultur dari negara maju baik dalam hal pemikiran, ide, budaya riset, budaya open minded, kreativitas, dan kemampuan memimpin bisa menjadi keunggulanmu. Telah banyak perusahaan MNC yang membuka kantor di Indonesia, dan mereka bisa menjadi pilihan bagus untukmu. Kamu bisa mendapatkan keuntungan ketika bekerja di MNC ini, diantaranya mendapat kenalan orang-orang hebat dengan latar belakang yang hebat pula. Kamu bisa belajar dari mereka tentang dunia pekerjaan dari berbagai sudut pandang. Tidak jarang rekan kerja yang kamu temui adalah orang yang ahli dalam bidang tertentu seperti IT atau financial analyst dengan reputasi global. Kedua, kamu akan menemukan rekan kerja ekspatriat yang tentu membawa budaya berbeda dari Indonesia. Disini kamu belajar untuk menghargai perbedaan budaya. Pola pikir juga menjadi salah satu pemantik bagaimana sebuah ide dan gagasan dibuat. Rekan kerjamu yang berasal dari negara maju mungkin sudah terbiasa dengan berpikir kritis dan saling mengkritik secara fair dan terbuka (hal yang masih langka di masyarakat kita) tanpa meninggalkan dendam. Kamu bisa belajar dari mereka bagaiama membuat formulasi gagasan sekaligus cara penyampaianya. Di MNC ini kamu bisa menemukan ruang untuk berkembang dan lingkungan yang mendukung.
Lanjut kuliah postgraduate atau doktoral
Sebelum pulang ke tanah air, tentunya ada hal-hal yang dilakukan para mahasiswa saat di luar negeri, apakah itu persiapan kepulangan, melamar pekerjaan, berencana menjadi pengajar, atau melanjutkan kuliah lagi. Nah pada poin ini opsi melanjutkan kuliah menjadi pilihan mahasiswa yang “ketagihan” sekolah. Mungkin terdengar agak aneh dengan istilah ketagihan sekolah, namun itu benar-benar terjadi. Seseorang yang sudah gemar mencari ilmu dan sangat mendalami bidangnya, tidak akan rela meninggalkan lingkungan keilmuan yang sudah membesarkanya selama ini. Banyak contoh mereka yang fokus pada bidang keilmuanya menjadi penemu teknologi baru yang bermanfaat untuk umat manusia. Mahasiswa semacam ini hidup di lingkungan akademis yang menyatu dengan laboratorium dan seabrek ide serta diskusi panas tentang pengembangan produk teknologi. Beberapa diantaranya bahkan dipercaya sebagai asisten peneliti oleh kampus tempatnya kuliah, atau dipekerjakan oleh perusahaan swasta di negara tersebut, tentu dengan apresiasi yang sangat tinggi (dalam hal kesejahteraan).
Umumnya, bagi mereka mahasiswa yang ingin melanjutkan kuliah di negara bersangkutan, persiapan sudah dilakukan jauh hari sebelumnya. Mereka mencari teman diskusi maupun membantu profesor mereka menyelesaikan project. Biasanya dari project tersebut, mereka mendapatkan bahan penelitian. Secara kuliah lanjutan pada jenjang postgrade maupun postdoc, kegiatan perkuliahan di kelas hanyalah formalitas. Mereka lebih menekankan pada pendalaman materi riset dan hasil. Dalam lingkungan semacam ini, mahasiswa seperti sudah “dijalurkan” untuk melanjutkan kuliah lagi. Meski demikian, jika mahasiswa tersebut tidak berniat melanjutkan kuliah lagi, itu pun tidak mengapa.
Pulang ke Indonesia dan mencari kerja
Salah satu hal klasik yang terjadi dengan para lulusan mahasiswa adalah, setelah selesai kuliah, lalu mencari pekerjaan. Inilah yang terjadi juga dengan beberapa mahaiswa Indonesia lulusan luar negeri. Setelah lulus, ya cari kerja. Tentunya banyak pekerjaan yang bisa diperoleh seperti di banyak perusahaan multi nasional atau melamar sebagai pegawai negeri. Bagi kamu yang ingin kuliah di luar negeri, tidak perlu khawatir dengan kondisi negara Indonesia yang “katanya” susah mencari pekerjaan ketika kembali ke tanah air. Jika kamu memang punya kualitas dalam bidang keilmuan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Terlebih, dengan statusmu yang “lulusan kampus negara maju” kapasitas keilmuan dan ketrampilanmu tentunya sudah diasah sedemikian rupa selama menjalani perkuliahan. Ada banyak lembaga penelitian, perusahaan swasta multinasional, sampai swasta nasional yang membutuhkan tenaga dan pikiranmu. Pada intinya, tetaplah menjaga kualitas dan kapasitasmu.
Jadi dosen di kampus, karena umumnya orang yang kuliah ke luar negeri lekat dengan lingkungan akademik, dan sudah diplot menjadi tenaga pengajar
Di banyak universitas di Indonesia, mahasiswa yang setelah lulus S1 kemudian magang di lab, menjadi asisten dosen, membantu project, hal ini seolah menjadi semacam common sense bagi mereka yang ingin kuliah ke luar negeri. Bagaimanapun, kuliah ke luar negeri adalah perstiwa akademik yang membutuhkan kedekatan emosional secara akademik pula. Oleh karena itu membiasakan diri di lingkungan akademik dan dekat dengan dosen merupakan salah satu cara untuk berakrab ria menyelami kehidupan riset ala laboratorium kampus. Hal ini tentu tidak bisa diartikan sebagai “menjilat”. Karena memang itulah proses untuk bisa kuliah ke luar negeri, setidaknya bagi yang ingin melanjutkan jenjang S2 atau S3. Untuk kuliah di luar negeri kamu akan membutuhkan pengalaman riset, kemampuan menyusun proposal riset, surat rekomendasi, jaringan, dan bahkan berkenalan dengan calon supervisormu kelak. Beberapa hal tersebut hanya bisa diperoleh jika kamu berada di lingkungan yang erat dengan kehidupan akademik, dan itu adanya di kampus, di laboratorium, yang dekat dengan dosen. Oleh karena itu jika kamu bermimpi kuliah ke luar negeri, dekatilah para dosen itu, mintalah bimbingan dan berdiskusilah.
Menjadi peneliti di lembaga penelitian
Yang akan orang pikirkan tentang kamu ketika sudah pulang dari luar negeri adalah “kamu seorang yang pintar”. Tidak salah dengan pandangan ini, kamu memang pintar. Banyak lulusan negara maju yang kemudian melabuhkan dirinye ke lembaga penelitian. Hal ini karena kultur riset yang dibawa dari negara maju sudah mendarah daging, dan di Indonesia masih banyak yang menganggap dunia riset sebagai dunia suram, hidup di lingkungan kutu buku, bekerja di laboratorium yang sepi, penuh barang-barang yang tidak jelas, mengkaji hal-hal rumit, dan berteman dengan komunitas yang “tidak asyik”. Stereotype semacam ini sesungguhnya membuktikan bahwa lahan penelitian di Indonesia masih berpotensi untuk dikembangkan. Terlepas dari bidang yang akan kamu geluti, hampir semua bidang penelitian bisa memberikan hasil dan kontribusi keilmuan. Namun yang masih menjadi masalah adalah soal “kesejahteraan” peneliti yang kadang dibayar tidak sebanding dengan beban kerja yang ditanggung. Eits, jangan berkecil hati, karena memang dunia penelitian berbeda dengan dunia bisnis yang kebanyakan bicara soal uang. Bicara soal menjadi peneliti, itu adalah semacam panggilan hidup dan passion seseorang. Memang berbeda dengan kondisi peneliti di negara maju yang mendapat apresiasi lebih sehingga lebih sejahtera juga. Di negara kita, hanya masalah waktu saja dunia penelitian mendapatkan apresiasi. Hal ini karena masyarakat belum menyadari bahwa sekecil dan sesederhana apapun hasil temuan peneliti, bisa memberikan sumbangsih terhadap big picture dari suatu permasalahan. Disamping itu, penelitian banyak yang memberikan solusi (solution based research), hanya kita saja yang belum menyadari.
Menjadi pegawai negeri
Menjadi pegawai negeri sepulang dari kuliah di luar negeri juga bisa menjadi pilihan. Namun, tetap harus melihat pembukaan menjadi pegawai negeri karena memang hal ini sangat birokratis dan tidak bisa asal mendaftar, tentunya kita semua paham bagaimana sistem ini bekerja. Mulai dari mendaftar sebagai pegawai honorer, calon pegawai negeri, hingga diangkat menjadi PNS.
Bekerja di perusahaan swasta MNC
Multinational Company (MNC) bisa menjadi pilihan bagi kamu yang baru saja pulang kuliah di luar negeri. Beberapa MNC membutuhkan orang-orang kreatif dengan bakat yang bisa diandalkan. Membawa kultur dari negara maju baik dalam hal pemikiran, ide, budaya riset, budaya open minded, kreativitas, dan kemampuan memimpin bisa menjadi keunggulanmu. Telah banyak perusahaan MNC yang membuka kantor di Indonesia, dan mereka bisa menjadi pilihan bagus untukmu. Kamu bisa mendapatkan keuntungan ketika bekerja di MNC ini, diantaranya mendapat kenalan orang-orang hebat dengan latar belakang yang hebat pula. Kamu bisa belajar dari mereka tentang dunia pekerjaan dari berbagai sudut pandang. Tidak jarang rekan kerja yang kamu temui adalah orang yang ahli dalam bidang tertentu seperti IT atau financial analyst dengan reputasi global. Kedua, kamu akan menemukan rekan kerja ekspatriat yang tentu membawa budaya berbeda dari Indonesia. Disini kamu belajar untuk menghargai perbedaan budaya. Pola pikir juga menjadi salah satu pemantik bagaimana sebuah ide dan gagasan dibuat. Rekan kerjamu yang berasal dari negara maju mungkin sudah terbiasa dengan berpikir kritis dan saling mengkritik secara fair dan terbuka (hal yang masih langka di masyarakat kita) tanpa meninggalkan dendam. Kamu bisa belajar dari mereka bagaiama membuat formulasi gagasan sekaligus cara penyampaianya. Di MNC ini kamu bisa menemukan ruang untuk berkembang dan lingkungan yang mendukung.