Bagi Farah Adrienne, mimpi adalah sebuah kekuatan yang besar. Kita bebas untuk memiliki mimpi dan membawa mimpi itu setinggi mungkin. Farah...
Bagi Farah Adrienne, mimpi adalah sebuah kekuatan yang besar. Kita bebas untuk memiliki mimpi dan membawa mimpi itu setinggi mungkin. Farah membuktikan bahwa sebuah mimpi yang besar bisa diwujudkan dengan adanya usaha dan kemauan. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Farah untuk berkuliah di Tiongkok. Namun takdir telah membawanya menjadi salah satu mahasiswi di Yellow River Conservancy Technical Institute.
Mari kita kenalan sama mbak Farah...
Halo…perkenalkan nama saya Farah Adrienne. Saya biasa dipanggil Farah atau Yaya. Saya berasal dari Semarang, Jawa Tengah dan saat ini sedang berkuliah di Yellow River Conservancy Technical Institute jurusan water Conservancy and Hydropower Engineering Management program setara D3.
Why Tiongkok?
Awalnya saya kuliah di UGM jurusan teknik elektro kemudian ada kerjasama full scholarship sampai lulus S1. Jurusan yang ditawarkan sangat menarik karena di Indonesia belum ada padahal jurusan ini sangat dibutuhkan di Indonesia. Saya juga tertarik dengan kesempatan untuk belajar bahasa mandarin, mengingat mandarin adalah bahasa yang terbanyak kedua digunakan di dunia.
Beasiswa
Beasiswanya dari kampus di Tiongkok. Hanya ada untuk angkatan 2012 saat itu dan khusus untuk mahasiswa UGM. Beasiswa ini termasuk tuiton fee, asrama, dan uang jajan bulanan sebesar 600 RMB/bulan. Juni ini saya lulus dari kampus ini dengan jenjang yang setara D3. Kemudian beasiswa akan dilanjutkan ke Zhengzhou University dengan jurusan yang sama sampai saya lulus S1.
Tentang Jurusan
Jadi di sini itu jurusannya spesifik jadi kalau di Indonesia seperti teknik sipil tapi khusus untuk bangunan air. Contohnya dam, bendungan, kanal, dan bangunan air lainnya. Di sini saya juga belajar bagaimana membuat energi listrik dari air. Ini biasanya ada di bendungan istilahnya seperti micro-hydro. Jadi di sini ada bendungan terbesar di dunia sehingga kita tidak menggunakan micro-hydro lagi tapi pakai hydro power yang berskala besar. Nah, selain belajar mycrohydro kita juga belajar mengendalikan banjir dengan bangunan-bangunan air tersebut. Kita juga belajar water pump seperti jenis-jenis pompanya dan ruangan untuk pompa. Selama di sini kita juga sudah banyak praktikum seperti mengunjungi bendungan-bendungan, dan struktur air yang ada di Tiongkok. Minggu depan kita juga akan ke bendungan Tiga Ngarai dam project di Yichang yang merupakan bendungan terbesar di dunia yang ada di Tiongkok.
Fasilitas Kampus
Jadi kalau untuk fasilitas belajarnya, lengkap. Kampus saya ini merupakan spesialis di jurusan yang saya pelajari jadi paling bagus di Tiongkok. Di kampus saya bahkan ada bendungan sendiri jadi membuat bendungan skala kecil yang di dalamnya ada struktur-struktur air dengan skala kecil juga yang mirip dengan bendungan asli bahkan bisa difungsikan. Ada juga ruangan untuk pengolahan airnya juga jadi lengkap seperti sungguhan hanya saja dalam skala kecil. Selain itu ada fasilitas-fasilitas penunjang seperti fasilitas olahraga ada dua lapangan bola, juga lapangan basket, voli, lapangan bola kulit sintetis, gym untuk mahasiswa dan dosen. Terus fasilitas di asrama itu lengkap ada wifi, kamar mandi, AC, mesin cuci, kita juga disediakan dapur untuk memasak yang terpisah. Di kampus juga ada fasilitas wifi. Di sini orang luar negerinya bukan hanya mahasiswa tapi juga dosennya jadi ada jurusan-jurusan yang double degree, ada dosen dari Australia, Inggris, dan Amerika. International student di sini ada dari Afrika, Indonesia, Laos, India, dan Pakistan.
Kegiatan di Luar Kampus
Di sini saya ikut organisasi PPI Tiongkok pusat dan cabang. Terus saya kalau liburan juga suka traveling keliling kota.
PPI TIONGKOK
Iya, saya aktif di PPI baik cabang maupun pusat. Di cabang saya sebagai kepala divisi information and communication. Di pusat kemarin baru saja kongres selesai masa kepengurusan 2015-2016 kemarin saya menjabat di departemen wirausaha anggota departemen sebagai tim desain.
Traveling Selama di Tiongkok
Iya, selama hampir tiga tahun di sini saya sudah jalan-jalan keliling Kaifeng, Zhengzhou, Wuhan, Guangzhou, Xi’an, Qingdao, Beijing, Hangzhou, Nanyang, Hongkong. Yang paling menarik menurut saya adalah kota Hangzhou. Karena ada Chinese idiom yang artinya there is heaven above and there is Hangzhou and Suzhou below. Jadi kota Hangzhou itu memang benar-benar indah, asri seperti idiom itu. Kota Hangzhou juga dinobatkan sebagai kota kota teraman. Hangzhou merupakan ibukota provinsi Zheijang. Berbeda dengan kota-kota besar lainnya, kota Hangzhou tetap menjaga keamanan. Jadi di sana tidak terlalu bising dan udara masih segar.
Makanan di Tiongkok
Selama di sini saya hanya berani coba makanan yang berlabel halal. Dan saya beruntung tinggal di kota yang 10% warganya adalah muslim. Makanan favorit saya adalah HuiMian, makanan khas provinsi Henan. Huimian adalah mie (mirip kwetiaw di Indonesia) dengan kuah kambing yang sedap. Oh iya, ada bumbu yang paling saya tidak suka yaitu huajiao atau Sichuan pepper. Rasanya aneh, kayak cekit-cekit di lidah begitu. Snack di sini saya suka makan ShaoBing itu kue wijen yang dibaked terus di dalamnya diisi sayur-sayuran atau daging-daging.
Pengalaman Unik
Pengalaman unik, saya kan pakai jilbab sementara orang di Tiongkok masih aneh melihat orang berjilbab. Di sini kan ada daerah Xinjiang yang di sana banyak orang muslim yang muslimnya radikal. Jadi di sini seringnya dikira orang Xinjiang. Kemudian kita di stasiun pernah ditanya apakah kita orang Xinjiang, kita jelaskan kalau kita dari Indonesia. Pokoknya mereka takut kalau kita ini teroris begitu.
Kejadian Aneh di Tiongkok
Jadi selama di sini kalau misalnya sakit begitu, sakit apa saja seperti pusing atau sariawan atau lagi luka begitu pasti dokter menyarankan tidak boleh makan cabai, banyak minum air hangat. Pokoknya hampir semua penyakit disaraninnya begitu. Terus kalau di restoran begitu, kalau di Indonesia kan ada sambal, garam, lada, tapi kalau di sini itu kebanyakan adanya bawang putih mentah jadi orang kalau makan itu sambil mengunyah bawang putih mentah.
Cuaca di Tiongkok
Di sini kan empat musim, ini di Tiongkok tengah tapi yang ke utara begitu. Kalau musim dingin turun salju terus temperaturnya bisa sampai -8. Jadi adaptasinya itu tidak hanya tubuh tapi juga budget pengeluaran buat beli baju untuk setiap musim. Terus pertama kali lihat salju itu seneng main-main di luar tapi senengnya cuma satu jam dua jam terus jadi bosan karena kedinginan juga. Kalau musim panas itu panasnya panas banget bisa sampai 40 suhunya. Pokoknya kalau musim panas itu terik dan panas banget. Apalagi kalau di sini musim panas itu pas puasa. Kita puasa pas ramadhan ini juga bertepatan dengan summer. Kalau puasa pas summer itu lama banget, sahur itu jam 3-an dan bukanya jam 8-an.
Motivasi Untuk Teman-Teman yang Mau Kuliah di Tiongkok
Motivasinya ya intinya jangan pernah takut untuk bermimpi. Bermimpilah setinggi-tingginya karena apabila kita terjatuh kita akan jatuh di antara bintang-bintang. Tapiiiii, jangan hanya bermimpi, kita harus bangun untuk mewujudkan mimpi-mimpi itu. Saya awalnya tidak pernah menyangka bisa kuliah di sini, dulu waktu SMA hanya ingin saja pergi ke luar negeri dan alhamdulilah waktu itu diberi kesempatan untuk mewakili Indonesia di ajang INEPO di Istanbul. Kemudian baru kuliah di Tiongkok dan setelah itu baru saya pergi-pergi lagi ke luar negeri yang tentunya on purpose, tidak hanya jalan-jalan. Jadi pesan juga untuk teman-teman, bahwa jangan pernah ingin ke luar negeri hanya untuk selfie terus upload doing (sekarang banyak kan orang yang ke Singapura, Malaysia atau Hongkong yang cuma jengjeng).
Reporter: Adelina Mayang
Mari kita kenalan sama mbak Farah...
Halo…perkenalkan nama saya Farah Adrienne. Saya biasa dipanggil Farah atau Yaya. Saya berasal dari Semarang, Jawa Tengah dan saat ini sedang berkuliah di Yellow River Conservancy Technical Institute jurusan water Conservancy and Hydropower Engineering Management program setara D3.
Why Tiongkok?
Awalnya saya kuliah di UGM jurusan teknik elektro kemudian ada kerjasama full scholarship sampai lulus S1. Jurusan yang ditawarkan sangat menarik karena di Indonesia belum ada padahal jurusan ini sangat dibutuhkan di Indonesia. Saya juga tertarik dengan kesempatan untuk belajar bahasa mandarin, mengingat mandarin adalah bahasa yang terbanyak kedua digunakan di dunia.
Beasiswa
Beasiswanya dari kampus di Tiongkok. Hanya ada untuk angkatan 2012 saat itu dan khusus untuk mahasiswa UGM. Beasiswa ini termasuk tuiton fee, asrama, dan uang jajan bulanan sebesar 600 RMB/bulan. Juni ini saya lulus dari kampus ini dengan jenjang yang setara D3. Kemudian beasiswa akan dilanjutkan ke Zhengzhou University dengan jurusan yang sama sampai saya lulus S1.
Tentang Jurusan
Jadi di sini itu jurusannya spesifik jadi kalau di Indonesia seperti teknik sipil tapi khusus untuk bangunan air. Contohnya dam, bendungan, kanal, dan bangunan air lainnya. Di sini saya juga belajar bagaimana membuat energi listrik dari air. Ini biasanya ada di bendungan istilahnya seperti micro-hydro. Jadi di sini ada bendungan terbesar di dunia sehingga kita tidak menggunakan micro-hydro lagi tapi pakai hydro power yang berskala besar. Nah, selain belajar mycrohydro kita juga belajar mengendalikan banjir dengan bangunan-bangunan air tersebut. Kita juga belajar water pump seperti jenis-jenis pompanya dan ruangan untuk pompa. Selama di sini kita juga sudah banyak praktikum seperti mengunjungi bendungan-bendungan, dan struktur air yang ada di Tiongkok. Minggu depan kita juga akan ke bendungan Tiga Ngarai dam project di Yichang yang merupakan bendungan terbesar di dunia yang ada di Tiongkok.
Fasilitas Kampus
Jadi kalau untuk fasilitas belajarnya, lengkap. Kampus saya ini merupakan spesialis di jurusan yang saya pelajari jadi paling bagus di Tiongkok. Di kampus saya bahkan ada bendungan sendiri jadi membuat bendungan skala kecil yang di dalamnya ada struktur-struktur air dengan skala kecil juga yang mirip dengan bendungan asli bahkan bisa difungsikan. Ada juga ruangan untuk pengolahan airnya juga jadi lengkap seperti sungguhan hanya saja dalam skala kecil. Selain itu ada fasilitas-fasilitas penunjang seperti fasilitas olahraga ada dua lapangan bola, juga lapangan basket, voli, lapangan bola kulit sintetis, gym untuk mahasiswa dan dosen. Terus fasilitas di asrama itu lengkap ada wifi, kamar mandi, AC, mesin cuci, kita juga disediakan dapur untuk memasak yang terpisah. Di kampus juga ada fasilitas wifi. Di sini orang luar negerinya bukan hanya mahasiswa tapi juga dosennya jadi ada jurusan-jurusan yang double degree, ada dosen dari Australia, Inggris, dan Amerika. International student di sini ada dari Afrika, Indonesia, Laos, India, dan Pakistan.
Kegiatan di Luar Kampus
Di sini saya ikut organisasi PPI Tiongkok pusat dan cabang. Terus saya kalau liburan juga suka traveling keliling kota.
PPI TIONGKOK
Iya, saya aktif di PPI baik cabang maupun pusat. Di cabang saya sebagai kepala divisi information and communication. Di pusat kemarin baru saja kongres selesai masa kepengurusan 2015-2016 kemarin saya menjabat di departemen wirausaha anggota departemen sebagai tim desain.
Traveling Selama di Tiongkok
Iya, selama hampir tiga tahun di sini saya sudah jalan-jalan keliling Kaifeng, Zhengzhou, Wuhan, Guangzhou, Xi’an, Qingdao, Beijing, Hangzhou, Nanyang, Hongkong. Yang paling menarik menurut saya adalah kota Hangzhou. Karena ada Chinese idiom yang artinya there is heaven above and there is Hangzhou and Suzhou below. Jadi kota Hangzhou itu memang benar-benar indah, asri seperti idiom itu. Kota Hangzhou juga dinobatkan sebagai kota kota teraman. Hangzhou merupakan ibukota provinsi Zheijang. Berbeda dengan kota-kota besar lainnya, kota Hangzhou tetap menjaga keamanan. Jadi di sana tidak terlalu bising dan udara masih segar.
Makanan di Tiongkok
Selama di sini saya hanya berani coba makanan yang berlabel halal. Dan saya beruntung tinggal di kota yang 10% warganya adalah muslim. Makanan favorit saya adalah HuiMian, makanan khas provinsi Henan. Huimian adalah mie (mirip kwetiaw di Indonesia) dengan kuah kambing yang sedap. Oh iya, ada bumbu yang paling saya tidak suka yaitu huajiao atau Sichuan pepper. Rasanya aneh, kayak cekit-cekit di lidah begitu. Snack di sini saya suka makan ShaoBing itu kue wijen yang dibaked terus di dalamnya diisi sayur-sayuran atau daging-daging.
Pengalaman Unik
Pengalaman unik, saya kan pakai jilbab sementara orang di Tiongkok masih aneh melihat orang berjilbab. Di sini kan ada daerah Xinjiang yang di sana banyak orang muslim yang muslimnya radikal. Jadi di sini seringnya dikira orang Xinjiang. Kemudian kita di stasiun pernah ditanya apakah kita orang Xinjiang, kita jelaskan kalau kita dari Indonesia. Pokoknya mereka takut kalau kita ini teroris begitu.
Kejadian Aneh di Tiongkok
Jadi selama di sini kalau misalnya sakit begitu, sakit apa saja seperti pusing atau sariawan atau lagi luka begitu pasti dokter menyarankan tidak boleh makan cabai, banyak minum air hangat. Pokoknya hampir semua penyakit disaraninnya begitu. Terus kalau di restoran begitu, kalau di Indonesia kan ada sambal, garam, lada, tapi kalau di sini itu kebanyakan adanya bawang putih mentah jadi orang kalau makan itu sambil mengunyah bawang putih mentah.
Cuaca di Tiongkok
Di sini kan empat musim, ini di Tiongkok tengah tapi yang ke utara begitu. Kalau musim dingin turun salju terus temperaturnya bisa sampai -8. Jadi adaptasinya itu tidak hanya tubuh tapi juga budget pengeluaran buat beli baju untuk setiap musim. Terus pertama kali lihat salju itu seneng main-main di luar tapi senengnya cuma satu jam dua jam terus jadi bosan karena kedinginan juga. Kalau musim panas itu panasnya panas banget bisa sampai 40 suhunya. Pokoknya kalau musim panas itu terik dan panas banget. Apalagi kalau di sini musim panas itu pas puasa. Kita puasa pas ramadhan ini juga bertepatan dengan summer. Kalau puasa pas summer itu lama banget, sahur itu jam 3-an dan bukanya jam 8-an.
Motivasi Untuk Teman-Teman yang Mau Kuliah di Tiongkok
Motivasinya ya intinya jangan pernah takut untuk bermimpi. Bermimpilah setinggi-tingginya karena apabila kita terjatuh kita akan jatuh di antara bintang-bintang. Tapiiiii, jangan hanya bermimpi, kita harus bangun untuk mewujudkan mimpi-mimpi itu. Saya awalnya tidak pernah menyangka bisa kuliah di sini, dulu waktu SMA hanya ingin saja pergi ke luar negeri dan alhamdulilah waktu itu diberi kesempatan untuk mewakili Indonesia di ajang INEPO di Istanbul. Kemudian baru kuliah di Tiongkok dan setelah itu baru saya pergi-pergi lagi ke luar negeri yang tentunya on purpose, tidak hanya jalan-jalan. Jadi pesan juga untuk teman-teman, bahwa jangan pernah ingin ke luar negeri hanya untuk selfie terus upload doing (sekarang banyak kan orang yang ke Singapura, Malaysia atau Hongkong yang cuma jengjeng).
Reporter: Adelina Mayang