Pergi ke Jerman untuk menuntut ilmu mungkin menjadi impian banyak orang. Begitu juga dengan perempuan mandiri asal Yogyakarta ini. Dia adal...
Pergi ke Jerman untuk menuntut ilmu mungkin menjadi impian banyak orang. Begitu juga dengan perempuan mandiri asal Yogyakarta ini. Dia adalah Hanifah Az-Zahrah yang menilai bahwa pengalamannya merantau ke Jerman adalah sesuatu yang sangat berarti dalam hidupnya. Merantau ke Jerman memberikan Hanifah begitu banyak ilmu dan pengalaman. Berikut Hanifah membagikan kisah merantaunya kepada tim Berkuliah.com.
Halo, perkenalkan saya Hanifah Az-Zahrah dari Yogyakarta. Saya sekarang sedang berkuliah di Karlsruher Institut fur Technologie KIT jurusan Teknik Industri. Saya mulai kuliah di Jerman pada tahun 2012. Saya memilih untuk kuliah di Jerman karena murah biaya kuliahnya dan pendidikannya termasuk yang terbaik di Eropa.
Tentang KIT
Di kampusku banyak student dari luar Jerman, terutama dari China. Satu kelas bisa 600-700 orang. Kalau fasilitas, yang paling sering aku manfaatkan itu perpustakaannya, lengkap dengan mesin makanan minuman, tempat santai buat rehat kalau lagi capek belajar, kantin juga dekat sama perpusnya. Kalau kelebihan dari kampusku sendiri, di sini sistem pengajarannya terstruktur, lengkap dengan portal online yang bisa diakses setiap student selama 24 jam.
Karakter Dosen
Karakter dosen ya…karena mereka mengajar menggunakan bahasa Jerman, bagi dosen-dosen muda ngomongnya sedikit agak cepat dan aku masih suka tidak paham. Kalau dosen yang lebih senior ngomongnya pelan-pelan dan lebih enak untuk dimengerti. Dosen favorit itu dosen pengajar Supply-Chain-Management, namanya Alex Butsch . Sebenarnya beliau bukan dosen, tapi pengajar kalau pas lagi ada tutor. Beliau kalau mengajar sering memberikan contoh-contoh konkret yang mudah dipahami oleh semua siswa.
Pergaulan di Jerman
Kalau pergaulan sama bule, susah. Karena aku pakai jilbab dan mereka merasa aneh dengan itu. Tapi kalau sama teman-teman yang Islam juga, dari Turki, Pakistan, Maroko, Tunisia, lumayan mudah bergaul dengan mereka.
Tempat Tinggal
Aku tinggal di apartemen di dekat kampus. Tipsnya untuk yang mau berangkat ke Jerman harus mencari dari jauh-jauh hari atau bahkan beberapa bulan sebelum ke Jerman soalnya biasanya pada penuh kalau sedang tahun ajaran baru. Lalu kalau bisa ada teman atau kenalan supaya bisa membantu untuk melihat-lihat kamar.
Tentang Makanan
Kalau makanan alhamdulilah aku tidak ada masalah. Mungkin karena dulu di Indonesia belum bisa masak, jadi di Jerman mau tidak mau harus belajar masak. Soalnya kalau beli makan di luar lumayan mahal.
Berbelanja Kebutuhan Sehari-hari
Toko swalayan Jerman, toko Turki, atau toko Arab, sama toko Asia. Kalau beras bisa dibeli di swalayan Jerman sekilonya hanya 1 euro (kisaran 14 ribu rupiah). Lauknya karena aku harus makan yang halal, biasanya beli ayam atau daging di toko Turki atau Arab. Toko Asia aku beli bumbu rempah-rempah yang di swalayan Jerman tidak ada.
Bekerja Part Time
Iya, aku bekerja part time di restoran steak. Aku bantu-bantu di dapur, bikin salad, membantu chef memasak, platting, mencuci piring, dan membersihkan dapur kalau restoran sudah tutup.
Mengisi Waktu Luang
Hmm…aku paling mengisinya dengan kerja part time, main ke rumah teman, nonton, membaca buku, dan jalan-jalan.
Buku-buku Keperluan Kuliah
Bisa pinjam di perpustakaan kok bukunya. Kalau memang harus beli bisa beli online di amazon atau di toko buku di dekat kampus.
Tempat Ibadah di Jerman
Alhamdulilah ada banyak masjid di kotaku. Jadi tidak susah untuk mencari tempat ibadah. Terus di perpustakaan juga disediakan mushola kecil dengan tempat cowok dan cewek terpisah.
Pengalaman Menarik
Pengalaman yang menarik ketika aku disuruh sabar dan mandiri di negeri orang. Ini bagaikan aku datang ke suatu tempat dimana tidak ada yang bisa dimintai pertolongan kecuali Allah.
Tips Penting
Yang paling penting, bahasa Jerman sama mandiri saja. Bisa masak akan menjadi nilai plus kalau mau merantau ke Jerman.
Reporter: Adelina Mayang
Halo, perkenalkan saya Hanifah Az-Zahrah dari Yogyakarta. Saya sekarang sedang berkuliah di Karlsruher Institut fur Technologie KIT jurusan Teknik Industri. Saya mulai kuliah di Jerman pada tahun 2012. Saya memilih untuk kuliah di Jerman karena murah biaya kuliahnya dan pendidikannya termasuk yang terbaik di Eropa.
Tentang KIT
Di kampusku banyak student dari luar Jerman, terutama dari China. Satu kelas bisa 600-700 orang. Kalau fasilitas, yang paling sering aku manfaatkan itu perpustakaannya, lengkap dengan mesin makanan minuman, tempat santai buat rehat kalau lagi capek belajar, kantin juga dekat sama perpusnya. Kalau kelebihan dari kampusku sendiri, di sini sistem pengajarannya terstruktur, lengkap dengan portal online yang bisa diakses setiap student selama 24 jam.
Karakter Dosen
Karakter dosen ya…karena mereka mengajar menggunakan bahasa Jerman, bagi dosen-dosen muda ngomongnya sedikit agak cepat dan aku masih suka tidak paham. Kalau dosen yang lebih senior ngomongnya pelan-pelan dan lebih enak untuk dimengerti. Dosen favorit itu dosen pengajar Supply-Chain-Management, namanya Alex Butsch . Sebenarnya beliau bukan dosen, tapi pengajar kalau pas lagi ada tutor. Beliau kalau mengajar sering memberikan contoh-contoh konkret yang mudah dipahami oleh semua siswa.
Pergaulan di Jerman
Kalau pergaulan sama bule, susah. Karena aku pakai jilbab dan mereka merasa aneh dengan itu. Tapi kalau sama teman-teman yang Islam juga, dari Turki, Pakistan, Maroko, Tunisia, lumayan mudah bergaul dengan mereka.
Tempat Tinggal
Aku tinggal di apartemen di dekat kampus. Tipsnya untuk yang mau berangkat ke Jerman harus mencari dari jauh-jauh hari atau bahkan beberapa bulan sebelum ke Jerman soalnya biasanya pada penuh kalau sedang tahun ajaran baru. Lalu kalau bisa ada teman atau kenalan supaya bisa membantu untuk melihat-lihat kamar.
Tentang Makanan
Kalau makanan alhamdulilah aku tidak ada masalah. Mungkin karena dulu di Indonesia belum bisa masak, jadi di Jerman mau tidak mau harus belajar masak. Soalnya kalau beli makan di luar lumayan mahal.
Berbelanja Kebutuhan Sehari-hari
Toko swalayan Jerman, toko Turki, atau toko Arab, sama toko Asia. Kalau beras bisa dibeli di swalayan Jerman sekilonya hanya 1 euro (kisaran 14 ribu rupiah). Lauknya karena aku harus makan yang halal, biasanya beli ayam atau daging di toko Turki atau Arab. Toko Asia aku beli bumbu rempah-rempah yang di swalayan Jerman tidak ada.
Bekerja Part Time
Iya, aku bekerja part time di restoran steak. Aku bantu-bantu di dapur, bikin salad, membantu chef memasak, platting, mencuci piring, dan membersihkan dapur kalau restoran sudah tutup.
Mengisi Waktu Luang
Hmm…aku paling mengisinya dengan kerja part time, main ke rumah teman, nonton, membaca buku, dan jalan-jalan.
Buku-buku Keperluan Kuliah
Bisa pinjam di perpustakaan kok bukunya. Kalau memang harus beli bisa beli online di amazon atau di toko buku di dekat kampus.
Tempat Ibadah di Jerman
Alhamdulilah ada banyak masjid di kotaku. Jadi tidak susah untuk mencari tempat ibadah. Terus di perpustakaan juga disediakan mushola kecil dengan tempat cowok dan cewek terpisah.
Pengalaman Menarik
Pengalaman yang menarik ketika aku disuruh sabar dan mandiri di negeri orang. Ini bagaikan aku datang ke suatu tempat dimana tidak ada yang bisa dimintai pertolongan kecuali Allah.
Tips Penting
Yang paling penting, bahasa Jerman sama mandiri saja. Bisa masak akan menjadi nilai plus kalau mau merantau ke Jerman.
Reporter: Adelina Mayang