Berkuliah di Jerman mungkin menjadi keinginan banyak orang dan Dhiya Nabila Pertiwi menjadi salah satu yang berhasil mewujudkannya. Gadis y...
Berkuliah di Jerman mungkin menjadi keinginan banyak orang dan Dhiya Nabila Pertiwi menjadi salah satu yang berhasil mewujudkannya. Gadis yang akrab disapa Nabila ini memang sudah berkeinginan kuliah di luar negeri sejak dirinya masih duduk di bangku SMA. Setelah rajin mencari informasi dan berusaha keras akhirnya ia bisa mendapat tempat di Karlsruhe Institute of Technology atau KIT di Jerman. Berikut ini cerita selengkapnya dari Dhiya Nabila Pertiwi.
Halo, nama lengkapku Dhiya Nabila Pertiwi biasa dipanggil Nabila. Aku dari Jakarta dan sekarang kuliah di Karlsruher Institut fur Technologie atau bahasa Inggrisnya Karlsruhe Institute of Technology (KIT) jurusan Chemieingenieurwesen alias teknik kimia semester dua. Aku kuliah di Jerman dengan biaya sendiri karena untuk program bachelor memang tidak ada beasiswa.
Dari awal aku memang sudah ingin kuliah di luar negeri, terus pas SMA akhirnya aku tertarik untuk memilih jurusan teknik kimia. Akhirnya aku cari-cari informasi saja, negara mana yang bagus untuk jurusan teknik kimia dan Jerman salah satunya jadinya aku ke Jerman deh.
Ketika apply ke Jerman, waktu itu aku dibantu sama Yayasan Indonesia Jerman (YIJ). Ini sih agen bukan agen begitu. Jadi aku memang tidak 100% menyerahkan urusan pendaftaran ke mereka.
Proses apply sih agak panjang ya. Soalnya sebelum berangkat dan membuat visa kita harus membuka account bank di Jerman namanya Deutsche Bank, terus kita harus mengisi deopsito di sana. Tidak susah tapi kadang-kadang agak lama prosesnya. Terus kalau apply universitasnya yang dibutuhkan dokumen-dokumen seperti legalisir rapot, ijazah, sertifikat bahasa Jerman, dll. Kalau waktu itu, sebelum membuat visa kita kan apply ke universitas-universitas nah itu sebenarnya baru apply untuk mendapatkan semacam surat izin untuk test gitu, nah kalau kita dapat surat ini baru kita bisa apply visa untuk berangkat ke Jerman. Sampai di Jerman kita harus ikut tes di universitas yang sudah kita apply. Jadi, kita tahu keterima atau tidak setelah ikut tes dan itu berarti kita sudah di Jerman.
PERSIAPAN
Student Life
Selama di Jerman, aku tinggal di apartemen studio di kota Karlsruhe, Baden Wurttemberg. Biaya per bulannya 390 euro belum termasuk internet karena ini apartemen studio jadi ada dapur dan kamar mandi. Oh iya, aku juga tidak sharing kamar dengan siapapun paling sharing mesin cuci saja.
Selain kuliah aku aktif di PPI. Aku ada di bagian edukasi. Jadi kalau untuk seksi edukasi kesibukannya itu waktu ada anak-anak Indonesia yang mau tes di Karlsruhe atau anak-anak yang mau tes lulus Studienkolleg karena kita mengadakan tutorim. Kalau sekarang lagi sibuk menyiapkan program baru. Untuk PPI sendiri ada banyak acara sebenarnya seperti sportfest dan acara kultur begitu.
Untuk gambaran suasana kampus KIT ada library 24 jam, kantin, cafeteria, ruang komputer, dan ruang print, tempat olahraga, swimming pool. Kalau di kampusku sini di setiap angkatan tidak ada kelasnya. Jadi kelasnya ya angkatan itu. Makanya kalau belajar langsung bareng-bareng di satu ruang kelas untuk 200-an anak. Jumlah seangkatan berbeda-beda tergantung jurusan, jurusan aku sendiri ada sekitar 200 tapi yang lain ada yang hanya 70 ada yang sampai 500. Terus di sini juga tidak ada absensi. Dan karena jumlah murid yang banyak ya harus usaha banget untuk konsentrasi dan kalau memang ingin duduk depan harus usaha juga. Kalau di tempat aku sendiri sih karena memang banyak kampus jadi berasa kota pelajarnya.
Untuk biaya hidup itu sebenarnya tergantung masing-masing orang ya. Karena gaya hidup setiap orang kan berbeda-beda. Tapi yang jelas kalau setiap semester kita bayar kurang lebih 150 euro dan kita juga bisa beli tiket trem, bus, dll untuk selama satu semester dengan harga kurang lebih 150 euro juga. Nah untuk pengeluaran lainnya yang jelas per bulan itu ada asuransi kesehatan sekitar 80 euro. Terus untuk sewa tempat tinggal tiap bulannya tergantung kita tinggal dimana. Kalau di dorm bisa antara 180-300 euro, kalau sharing apartemen harganya bervariasi juga, tergantung letak, jumlah orang, dll. Bisa saja dapat yang murah sekitar 200 euro atau dapat yang kisaran 300 euro. Untuk apartemen studio rata-rata mulai 300 euro. Biaya tambahan lainnya seperti internet dan paket langganan HP bisa sekitar 30 euro dan 20 euro, tapi ini belum tentu berlaku di tiap orang. Karena ada saja yang biaya sewa tempat tinggalnya sudah termasuk internet dan ada juga yang belinya pulsa HP. Terus kalau untuk makanan bervariasi juga ya setiap orang, kalau diambil nilai minimal ada yang bisa 50 euro per bulan untuk biaya makan karena selalu masak di rumah. Kalau mau makan siang di kantin sebulan juga 50 euro. Untuk makan di luar tergantung restoran dan menunya tapi untuk satu porsi makanan kebanyakan antara 6-9 euro. Ini harga-harga yang berlaku di kotaku kalau di kota lain bisa menjadi lebih murah atau lebih mahal.
Pengalaman Unik
Hmm…ini tidak termasuk pengalaman unik mungkin ya, tapi untuk sharing saja hehehe. Sebelum berangkat ke Jerman aku sering banget dengar kalau orang Jerman itu on time, ternyata tidak semua seperti itu. Waktu di Studienkolleg (semacam college/foundation gitu) aku ada dua guru yang suka ngaret juga ternyata. Yang satu memang bilang sendiri kalau dia kadang-kadang suka telat makanya dia tidak terlalu strict masalah telat. Kalau yang satu lagi tidak ngomong apa-apa, tapi kalau jadwal pelajaran dia di jam pertama, yang berarti jam 8 pagi, aku jadinya sering baru jalan jam 7.55, bahkan pernah jalan baru jam 8.00 dari rumah, karena gurunya biasa datang terlambat 10-15 menit.
Tips Buat yang Ingin Kuliah ke Jerman
Buat kalian yang ingin kuliah di jerman lebih baik belajar bahasa dari sekarang. Karena masalah bahasa bisa jadi salah satu alasan yang menyebabkan keteteran sama pelajaran-pelajaran di kuliah. Hmm…terus bukannya mau nakut-nakutin tetapi kuliah di sini itu tidak mudah seperti iklan-iklan kebanyakan agen. Jadi kalau kalian tidak tahan banting, coba pikir-pikir lagi saja karena harus siap mental untuk kuliah di sini.
Reporter: Adelina Mayang
Halo, nama lengkapku Dhiya Nabila Pertiwi biasa dipanggil Nabila. Aku dari Jakarta dan sekarang kuliah di Karlsruher Institut fur Technologie atau bahasa Inggrisnya Karlsruhe Institute of Technology (KIT) jurusan Chemieingenieurwesen alias teknik kimia semester dua. Aku kuliah di Jerman dengan biaya sendiri karena untuk program bachelor memang tidak ada beasiswa.
Dari awal aku memang sudah ingin kuliah di luar negeri, terus pas SMA akhirnya aku tertarik untuk memilih jurusan teknik kimia. Akhirnya aku cari-cari informasi saja, negara mana yang bagus untuk jurusan teknik kimia dan Jerman salah satunya jadinya aku ke Jerman deh.
Ketika apply ke Jerman, waktu itu aku dibantu sama Yayasan Indonesia Jerman (YIJ). Ini sih agen bukan agen begitu. Jadi aku memang tidak 100% menyerahkan urusan pendaftaran ke mereka.
Proses apply sih agak panjang ya. Soalnya sebelum berangkat dan membuat visa kita harus membuka account bank di Jerman namanya Deutsche Bank, terus kita harus mengisi deopsito di sana. Tidak susah tapi kadang-kadang agak lama prosesnya. Terus kalau apply universitasnya yang dibutuhkan dokumen-dokumen seperti legalisir rapot, ijazah, sertifikat bahasa Jerman, dll. Kalau waktu itu, sebelum membuat visa kita kan apply ke universitas-universitas nah itu sebenarnya baru apply untuk mendapatkan semacam surat izin untuk test gitu, nah kalau kita dapat surat ini baru kita bisa apply visa untuk berangkat ke Jerman. Sampai di Jerman kita harus ikut tes di universitas yang sudah kita apply. Jadi, kita tahu keterima atau tidak setelah ikut tes dan itu berarti kita sudah di Jerman.
PERSIAPAN
Sebelum berangkat persiapannya lebih ke pakaian dingin, kelengkapan dokumen, terus buku-buku yang sekiranya diperlukan. Pas sebelum berangkat aku memang sudah ada gambaran. Aku sempat dapat informasi terus sempat mencoba daftar dan berdasarkan pengertian aku, kita tidak bisa daftar kalau belum enrolled student yang berarti aku tidak bisa daftar. Jadi pas sudah sampai Jerman aku baru sibuk mencari tempat tinggal dan itu benar-benar baru sibuk cari pas aku sudah ketahuan diterima begitu.
Student Life
Selama di Jerman, aku tinggal di apartemen studio di kota Karlsruhe, Baden Wurttemberg. Biaya per bulannya 390 euro belum termasuk internet karena ini apartemen studio jadi ada dapur dan kamar mandi. Oh iya, aku juga tidak sharing kamar dengan siapapun paling sharing mesin cuci saja.
Selain kuliah aku aktif di PPI. Aku ada di bagian edukasi. Jadi kalau untuk seksi edukasi kesibukannya itu waktu ada anak-anak Indonesia yang mau tes di Karlsruhe atau anak-anak yang mau tes lulus Studienkolleg karena kita mengadakan tutorim. Kalau sekarang lagi sibuk menyiapkan program baru. Untuk PPI sendiri ada banyak acara sebenarnya seperti sportfest dan acara kultur begitu.
Untuk gambaran suasana kampus KIT ada library 24 jam, kantin, cafeteria, ruang komputer, dan ruang print, tempat olahraga, swimming pool. Kalau di kampusku sini di setiap angkatan tidak ada kelasnya. Jadi kelasnya ya angkatan itu. Makanya kalau belajar langsung bareng-bareng di satu ruang kelas untuk 200-an anak. Jumlah seangkatan berbeda-beda tergantung jurusan, jurusan aku sendiri ada sekitar 200 tapi yang lain ada yang hanya 70 ada yang sampai 500. Terus di sini juga tidak ada absensi. Dan karena jumlah murid yang banyak ya harus usaha banget untuk konsentrasi dan kalau memang ingin duduk depan harus usaha juga. Kalau di tempat aku sendiri sih karena memang banyak kampus jadi berasa kota pelajarnya.
Untuk biaya hidup itu sebenarnya tergantung masing-masing orang ya. Karena gaya hidup setiap orang kan berbeda-beda. Tapi yang jelas kalau setiap semester kita bayar kurang lebih 150 euro dan kita juga bisa beli tiket trem, bus, dll untuk selama satu semester dengan harga kurang lebih 150 euro juga. Nah untuk pengeluaran lainnya yang jelas per bulan itu ada asuransi kesehatan sekitar 80 euro. Terus untuk sewa tempat tinggal tiap bulannya tergantung kita tinggal dimana. Kalau di dorm bisa antara 180-300 euro, kalau sharing apartemen harganya bervariasi juga, tergantung letak, jumlah orang, dll. Bisa saja dapat yang murah sekitar 200 euro atau dapat yang kisaran 300 euro. Untuk apartemen studio rata-rata mulai 300 euro. Biaya tambahan lainnya seperti internet dan paket langganan HP bisa sekitar 30 euro dan 20 euro, tapi ini belum tentu berlaku di tiap orang. Karena ada saja yang biaya sewa tempat tinggalnya sudah termasuk internet dan ada juga yang belinya pulsa HP. Terus kalau untuk makanan bervariasi juga ya setiap orang, kalau diambil nilai minimal ada yang bisa 50 euro per bulan untuk biaya makan karena selalu masak di rumah. Kalau mau makan siang di kantin sebulan juga 50 euro. Untuk makan di luar tergantung restoran dan menunya tapi untuk satu porsi makanan kebanyakan antara 6-9 euro. Ini harga-harga yang berlaku di kotaku kalau di kota lain bisa menjadi lebih murah atau lebih mahal.
Pengalaman Unik
Hmm…ini tidak termasuk pengalaman unik mungkin ya, tapi untuk sharing saja hehehe. Sebelum berangkat ke Jerman aku sering banget dengar kalau orang Jerman itu on time, ternyata tidak semua seperti itu. Waktu di Studienkolleg (semacam college/foundation gitu) aku ada dua guru yang suka ngaret juga ternyata. Yang satu memang bilang sendiri kalau dia kadang-kadang suka telat makanya dia tidak terlalu strict masalah telat. Kalau yang satu lagi tidak ngomong apa-apa, tapi kalau jadwal pelajaran dia di jam pertama, yang berarti jam 8 pagi, aku jadinya sering baru jalan jam 7.55, bahkan pernah jalan baru jam 8.00 dari rumah, karena gurunya biasa datang terlambat 10-15 menit.
Tips Buat yang Ingin Kuliah ke Jerman
Buat kalian yang ingin kuliah di jerman lebih baik belajar bahasa dari sekarang. Karena masalah bahasa bisa jadi salah satu alasan yang menyebabkan keteteran sama pelajaran-pelajaran di kuliah. Hmm…terus bukannya mau nakut-nakutin tetapi kuliah di sini itu tidak mudah seperti iklan-iklan kebanyakan agen. Jadi kalau kalian tidak tahan banting, coba pikir-pikir lagi saja karena harus siap mental untuk kuliah di sini.
Reporter: Adelina Mayang