Resty Rahmawati adalah sosok perempuan yang penuh semangat dan mau bekerja keras. Di sela-sela kesibukannya kuliah di Karlsruhe Institut fu...
Resty Rahmawati adalah sosok perempuan yang penuh semangat dan mau bekerja keras. Di sela-sela kesibukannya kuliah di Karlsruhe Institut fur technologie, Resty juga menjalankan bisnis makanannya di Jerman. Bahkan setelah lulus nanti Resty telah memiliki banyak ide bisnis yang ingin segera ia wujudkan. Ingin tahu bagaimana cerita Resty selama merantau di Jerman? Ini dia pengalaman yang Resty bagikan kepada tim berkuliah.com.
Kata orang kalau nggak kenal nggak sayang, hehehe. Di sayang orang itu manfaatnya banyak lho, jadi saya pengen teman-teman kenal sama aku. *Hohohoho
Halo, perkenalkan namaku Resty Rahmawati. Saat ini aku kuliah di KIT (Karlsruhe Institut fur technologie). Di sini aku mengambil Jurusan Wirtschaftsingenieurwesen atau semacam teknik industri. Sekarang aku masuk semester 8.
Saat ini kalau temen-temen mau ngadain survei, pasti banyak banget pelajar-pelajar Indonesia yang ingin kuliah di Jerman, tapi tetep lebih banyak yang pengen kuliah di UK sama Australia sih. Terlepas dari hal itu, Jerman sendiri memiliki banyak universitas kelas dunia, dan juga yang paling penting adalah, universitas-universitas negeri di Jerman menggratiskan biaya kuliah. Enak kan? Jadi nggak salah kalau banyak banget pelajar Indonesia yang pengen kuliah di Jerman. Selain Itu, universitas-universitas di Jerman juga menawarkan banyak banget jurusan bidang teknik dengan kualitas terbaik. Hayooo…mupeng kan?
Nah, kalau buat aku sendiri….
Hemmmmm apa ya? *Malah bingung. Kalau aku tidak ada alasan tertentu sih hanya saja aku suka sama penerbangan jadi aku memilih Jerman saja yang pernah menjadi negara tempat Pak Habibie sekolah. Dan lagi pula ilmu teknik di Jerman juga bagus. Selain itu, kenapa aku ambil jurusan Teknik Industri di KIT, karena pada masa yang akan datang nanti setelah lulus aku mau berbisnis karena ada banyak ide bisnis di kepalaku sekarang ini.
Aku juga sering dapetin pertanyaan tentang kenapa aku kuliah di KIT, jadi jawabannku adalah karena KIT itu bisa dibilang “Universitas Elite”. Kemudian, menurut lembaga survei yang ada di Jerman, jurusanku di universitas ini menduduki rangking pertama. Jadi, menurutku luar biasa banget kalau bisa kuliah di kampus ini.
Kalau temen-temen pengen tahu tentang universitas ini bisa cek langsung di website KIT-nya, klik aja https://www.kit.edu/english/. Sebagai gambaran awal, KIT adalah perguruan tinggi yang terletak di kota Karlsruhe, Baden-Württemberg, di bagian barat daya Jerman. KIT merupakan Perguruan Tinggi terbaik di Jerman dengan predikat Excellent di bidang teknologi terutama pada bidang teknik mesin.
Setelah kuliah sampai dengan semester 8 ini, yang aku rasakan sangat asik dan lancar-lancar saja. Hmm…untuk pelajarannya aku kira insyaAllah semua orang Indonesia sanggup untuk mempelajarinya. Tapi tipe belajar dan ujian orang sini yang mungkin sulit untuk dipelajari. Jadi overall sulit untuk kuliah di Jerman. Orang-orang di sini cenderung tekun sekali dan ujiannya juga sulit karena bahasanya. Di sini semuanya dalam bahasa Jerman.
Maka dari itu, buat temen-temen yang kuliah S1 di Jerman biasanya harus melewati Studienkolleg terlebih dahulu biar nanti bisa bahasa Jerman, terus nggak bingung harus gimana pas kegiatan belajar mengajar.
Dalam persiapan bahasa, aku di sini ikut studienkolleg, belajar bahasa Jerman juga. Tapi sebelumnya di Indonesia juga sudah pernah belajar bahasa Jerman di kursus privat di Jakarta Selatan. Yang pasti kalau ikut kursus di Indonesia agak sedikit kurang efektif ya karena kita masih berinteraksi dengan orang yang berbahasa Indonesia. Tipsnya langsung belajar bahasa di Jerman saja.
Belajar bahasa itu manfaatnya banyak banget dan kerasa banget, terlebih lagi buat temen-temen yang baru datang di Jerman di minggu-minggu pertama. Alhamdulilah pas datang ke Jerman dan masuk kuliah, masalah pelajaran insyaAllah tidak ada kesulitan. Yang sulit itu rasa malas dan bahasa. Cara mengatasinya ya dengan belajar bahasa lebih giat lagi dan komunikasi terus dengan teman Jerman.
Akomodasi di Jerman!
Aku tinggal di Wohnunggemeinschaft (tinggal di rumah yang banyak kamarnya dan semua yang tinggal di situ student), lokasinya di dekat universitas. Semua teman di sini orang Indonesia. Kalau untuk biaya tergantung dengan besarnya kamar. Untuk kamar saya diisi dua orang seharga 360 euro.
Tinggal rame-rame sama temen-temen itu pasti ada suka dan dukanya. Kalau sukanya, enak banget pas lagi sedih atau kangen sama keluarga atau apapun tentang Indonesia, jadi ada yang nemenin. Kalau dukanya sih wajar ya misalkan dalam satu kelompok beda pendapat. Ini bukan duka juga sih, lebih kayak bumbu-bumbu persahabatan. Asssik. *Maaf sedikit lebay.
Perhimpunan Pelajar Indonesia
Di luar kampus aku juga punya kegiatan, aku biasa kumpul sama teman-teman PPI, biar makin banyak temannya dan saudaranya. Aku aktif di PPI Karlsruhe, di sini aku dapet amanah buat jadi sie eksternal PPI dan bertugas mengurus email serta instagram PPI.
Karena aku suka olahraga banget, aku juga gabung sama klub voli dan badminton. Kemudian aku juga ikut MUN (Model United Nation) ini seperti kita membuat model UN. Di situ kita berdebat dengan tema-tema yang up to date dan memunculkan ide-ide baru untuk UN. Selain itu aku juga berbisnis di sini.
Kalau ditanya bisnis apa? Bisnisnya banyak alhamdulilah. Aku menjual makanan setiap minggu buat mahasiswa, buat catering juga, dan aku juga berjualan di Flohmarket (Fleamarket). Jenis makanan yang aku jual cukup banyak, bahkan biar konsumen aku nggak bosen (cieee konsumen), setiap minggu aku jual menu yang berbeda. Tapi yang paling penting, pastinya aku jual makanan Indonesia dan aku juga jualan makanan kecil-kecilan setiap kita ada latihan voli atau badminton.
Jualannya nggak tiap hari dibawa-bawa gitu, walaupun biasanya dibawa ke universitas, tapi terkadang ada juga yang ambil di rumah. Kalau untuk masakan yang sering aku bawa ke tempat latihan voli atau badminton begitu aku bisa membuat sendiri. Kalau yang makanan berat setiap minggu sampai catering begitu aku punya rekan kerja empat orang. (Bukan karyawan ya, tapi rekan kerja, hehehehe).
Reporter: Adelina Mayang
Kata orang kalau nggak kenal nggak sayang, hehehe. Di sayang orang itu manfaatnya banyak lho, jadi saya pengen teman-teman kenal sama aku. *Hohohoho
Halo, perkenalkan namaku Resty Rahmawati. Saat ini aku kuliah di KIT (Karlsruhe Institut fur technologie). Di sini aku mengambil Jurusan Wirtschaftsingenieurwesen atau semacam teknik industri. Sekarang aku masuk semester 8.
Saat ini kalau temen-temen mau ngadain survei, pasti banyak banget pelajar-pelajar Indonesia yang ingin kuliah di Jerman, tapi tetep lebih banyak yang pengen kuliah di UK sama Australia sih. Terlepas dari hal itu, Jerman sendiri memiliki banyak universitas kelas dunia, dan juga yang paling penting adalah, universitas-universitas negeri di Jerman menggratiskan biaya kuliah. Enak kan? Jadi nggak salah kalau banyak banget pelajar Indonesia yang pengen kuliah di Jerman. Selain Itu, universitas-universitas di Jerman juga menawarkan banyak banget jurusan bidang teknik dengan kualitas terbaik. Hayooo…mupeng kan?
Nah, kalau buat aku sendiri….
Hemmmmm apa ya? *Malah bingung. Kalau aku tidak ada alasan tertentu sih hanya saja aku suka sama penerbangan jadi aku memilih Jerman saja yang pernah menjadi negara tempat Pak Habibie sekolah. Dan lagi pula ilmu teknik di Jerman juga bagus. Selain itu, kenapa aku ambil jurusan Teknik Industri di KIT, karena pada masa yang akan datang nanti setelah lulus aku mau berbisnis karena ada banyak ide bisnis di kepalaku sekarang ini.
Aku juga sering dapetin pertanyaan tentang kenapa aku kuliah di KIT, jadi jawabannku adalah karena KIT itu bisa dibilang “Universitas Elite”. Kemudian, menurut lembaga survei yang ada di Jerman, jurusanku di universitas ini menduduki rangking pertama. Jadi, menurutku luar biasa banget kalau bisa kuliah di kampus ini.
Kalau temen-temen pengen tahu tentang universitas ini bisa cek langsung di website KIT-nya, klik aja https://www.kit.edu/english/. Sebagai gambaran awal, KIT adalah perguruan tinggi yang terletak di kota Karlsruhe, Baden-Württemberg, di bagian barat daya Jerman. KIT merupakan Perguruan Tinggi terbaik di Jerman dengan predikat Excellent di bidang teknologi terutama pada bidang teknik mesin.
“Dalam 2015 QS World University Rankings Karlsruhe Institute of Technology mencapai tempat ke-93 dalam peringkat global di semua disiplin ilmu dan 62 dan tempat ke-34 dalam rekayasa dan ilmu pengetahuan alam, masing-masing. Dalam 2013 Peringkat Taiwan, KIT (peringkat dunia 61) tetap yang terbaik Universitas Jerman di teknik dan ilmu pengetahuan alam, peringkat dalam ilmu rekayasa menjelang RWTH Aachen (peringkat dunia 89), Technical University of Munich (peringkat dunia 94) dan Technical University of Dresden (peringkat dunia 108). Untuk ilmu KIT alam (peringkat dunia 51) memimpin perbandingan domestik terhadap LMU Munich (peringkat dunia 62), University of Heidelberg (peringkat dunia 72) dan Technical University of Munich (peringkat dunia 81).”
Setelah kuliah sampai dengan semester 8 ini, yang aku rasakan sangat asik dan lancar-lancar saja. Hmm…untuk pelajarannya aku kira insyaAllah semua orang Indonesia sanggup untuk mempelajarinya. Tapi tipe belajar dan ujian orang sini yang mungkin sulit untuk dipelajari. Jadi overall sulit untuk kuliah di Jerman. Orang-orang di sini cenderung tekun sekali dan ujiannya juga sulit karena bahasanya. Di sini semuanya dalam bahasa Jerman.
Maka dari itu, buat temen-temen yang kuliah S1 di Jerman biasanya harus melewati Studienkolleg terlebih dahulu biar nanti bisa bahasa Jerman, terus nggak bingung harus gimana pas kegiatan belajar mengajar.
Dalam persiapan bahasa, aku di sini ikut studienkolleg, belajar bahasa Jerman juga. Tapi sebelumnya di Indonesia juga sudah pernah belajar bahasa Jerman di kursus privat di Jakarta Selatan. Yang pasti kalau ikut kursus di Indonesia agak sedikit kurang efektif ya karena kita masih berinteraksi dengan orang yang berbahasa Indonesia. Tipsnya langsung belajar bahasa di Jerman saja.
Belajar bahasa itu manfaatnya banyak banget dan kerasa banget, terlebih lagi buat temen-temen yang baru datang di Jerman di minggu-minggu pertama. Alhamdulilah pas datang ke Jerman dan masuk kuliah, masalah pelajaran insyaAllah tidak ada kesulitan. Yang sulit itu rasa malas dan bahasa. Cara mengatasinya ya dengan belajar bahasa lebih giat lagi dan komunikasi terus dengan teman Jerman.
Akomodasi di Jerman!
Aku tinggal di Wohnunggemeinschaft (tinggal di rumah yang banyak kamarnya dan semua yang tinggal di situ student), lokasinya di dekat universitas. Semua teman di sini orang Indonesia. Kalau untuk biaya tergantung dengan besarnya kamar. Untuk kamar saya diisi dua orang seharga 360 euro.
“Nah buat temen-temen yang pengen nyari akomodasi, aku saranin sih mending cari yang di deket kampus, terus nyarinya harus jauh-jauh hari sebelum kamu datang ke Jerman. Dengan tinggal di dekat kampus kamu bisa menghemat biaya transportasi, terus kalau nyari jauh-jauh hari itu biar pas kamu tiba di sini nggak bingung, langsung dapet tempat tinggal, nggak perlu numpang sana-sini. Hehehe”
Tinggal rame-rame sama temen-temen itu pasti ada suka dan dukanya. Kalau sukanya, enak banget pas lagi sedih atau kangen sama keluarga atau apapun tentang Indonesia, jadi ada yang nemenin. Kalau dukanya sih wajar ya misalkan dalam satu kelompok beda pendapat. Ini bukan duka juga sih, lebih kayak bumbu-bumbu persahabatan. Asssik. *Maaf sedikit lebay.
Perhimpunan Pelajar Indonesia
Di luar kampus aku juga punya kegiatan, aku biasa kumpul sama teman-teman PPI, biar makin banyak temannya dan saudaranya. Aku aktif di PPI Karlsruhe, di sini aku dapet amanah buat jadi sie eksternal PPI dan bertugas mengurus email serta instagram PPI.
Karena aku suka olahraga banget, aku juga gabung sama klub voli dan badminton. Kemudian aku juga ikut MUN (Model United Nation) ini seperti kita membuat model UN. Di situ kita berdebat dengan tema-tema yang up to date dan memunculkan ide-ide baru untuk UN. Selain itu aku juga berbisnis di sini.
Kalau ditanya bisnis apa? Bisnisnya banyak alhamdulilah. Aku menjual makanan setiap minggu buat mahasiswa, buat catering juga, dan aku juga berjualan di Flohmarket (Fleamarket). Jenis makanan yang aku jual cukup banyak, bahkan biar konsumen aku nggak bosen (cieee konsumen), setiap minggu aku jual menu yang berbeda. Tapi yang paling penting, pastinya aku jual makanan Indonesia dan aku juga jualan makanan kecil-kecilan setiap kita ada latihan voli atau badminton.
Jualannya nggak tiap hari dibawa-bawa gitu, walaupun biasanya dibawa ke universitas, tapi terkadang ada juga yang ambil di rumah. Kalau untuk masakan yang sering aku bawa ke tempat latihan voli atau badminton begitu aku bisa membuat sendiri. Kalau yang makanan berat setiap minggu sampai catering begitu aku punya rekan kerja empat orang. (Bukan karyawan ya, tapi rekan kerja, hehehehe).
Tips & Motivasi Buat Teman-teman yang Mau Kuliah di Jerman!
Yang pasti kalau mau kuliah ke Jerman harus yakin dulu kalau diri kalian mampu. Kalau masih punya mental tempe mending tidak usah ke sini. Malah membuang tenaga dan buang pikiran. Harus mau susah-susah dulu di Indonesia kalau tidak nanti di sini bakal susah. Yang pasti harus belajar dengan giat, jangan malas. Kalau niat ke sini hanya untuk senang-senang saja atau dikira hidup di sini enak aku menyarankan untuk lebih baik di Indonesia. Karena hidup di sini lebih berat dari di Indonesia.
Reporter: Adelina Mayang