Halo, aku Sylvia J. Wongkar. Aku kuliah di Italia mengambil jurusan Fashion Design di Istituto Marangoni. Kenapa memilih Italia khususnya ...
Halo, aku Sylvia J. Wongkar. Aku kuliah di Italia mengambil jurusan Fashion Design di Istituto Marangoni. Kenapa memilih Italia khususnya di Milan, karena Milan itu salah satu pusat fashion and design di Italia yang punya pengaruh besar terutama di industri fashion dunia.
Untuk apply di sekolah ini requirement-nya yang dibutuhkan waktu aku masuk itu adalah portofolio dan certificate diploma in fashion design, karena aku dulu sekolah design di Indonesia juga dan di marangoni ini untuk meneruskan studi saya, 1 year intensive + master in fashion. Dan yang paling penting untuk sekolah di Italia itu yang pasti mengurus visa dan di Marangoni ini (maupun sekolah lainnya) mereka biasanya minta certificate of enrollment (bukti kamu sudah bayar sekolah tersebut), proof of financial means and insurance (masing-mnasing sekolah akan kasih list apa saja yang harus dipenuhi).
Waktu sampai di Italia hal yang pertama kali aku urus itu permesso di soggiorno yaitu permit to stay in Italy kalau kamu belajar di sini lebih dari 3 bulan harus apply ini. Dulu juga belum dapat tempat tinggal pas datang ke Italia.
Tempat Tinggal
Dulu aku tinggal di campus Gorla (metro red line) tempatnya seperti dorm, jadi residence-nya kamar semua, dapur di luar untuk dipakai bersama, tempatnya enak karena anak-anaknya kebanyakan dari Italy dan yang dari Indonesia cuma aku sama roommate. Jadi bisa sekalian belajar bahasa sedikit-sedikit dari mereka dan orangnya ramah-ramah.
Harga room aku itu 1000 euro per bulan (2 bed for 2 people untuk yang mau sama roommate jadi 500 euro per orang, all bills include and cleaning twice a month). Tapi sebenarnya bisa kok cari room/ apartemen dari Indonesia, misalnya di web uniplaces/ easystanza ini web untuk rent tempat tinggal di Italia.
Kebiasaan Belajar
Kalau kebiasaan belejar sih sepertinya sama dengan yang lainnya. Karena design lebih banyak project daripada teorinya, jadi bisa dibilang ada saja kerjaan setiap hari. Seringnya begadang soalnya benar-benar intensif (3 tahun sekolah dibuat jadi 1 tahun).
Jurusan dan Rencana Setelah Lulus
Kenapa ambil fashion karena dari mulai akhir-akhir SMA sudah mulai jahit-jahit dan karena aku sudah ambil kuliah fashion di Indonesia sebelumnya, jadi aku berencana memperdalam ilmu di luar dengan alasan kuat bahwa guru-guru di sini lebih open minded. Mereka akan mengajari kamu semua yang mereka tahu, tapi mereka tidak memaksakan style-nya harus seperti mereka, jadi kamu bebas berkreasi. Sebelum aku ke Italia aku sudah punya clothing line sendiri khusus untuk babies. Setelah lulus nanti aku akan meneruskan clothing line tersebut.
Tempat Belanja
Untuk kebutuhan makan dan lain-lain aku biasanya belanja di Carrefour, Simply, Esselunga. Tiga toko ini yang paling sering aku datangi.
Pengalaman Seru di Kelas
Pengalaman di sekolah sih seru banget, karena anaknya bukan hanya dari Italia saja tapi juga ada anak internasional lainnya. Jadi mereka lebih suka cerita tentang culture masing-masing, orang-orangnya juga kebanyakan agak bloon seru gitu dan gurunya juga seru terutama guru pattern maker dan translatornya. Karena kelas kita dekat banget sama mereka, jadi kadang kita semua kalau weekend suka pergi bareng. Terus anak kelas aku itu anaknya suka saling membantu, tidak pelit membagi ilmu.
Kendala Bahasa
Masalah bahasa ini jadi kendala banget. Karena di sini jarang banget ada yang bisa bahasa Inggris kecuali toko-toko di tengah kota (yang pastinya banyak turis di sana). Cuma karena orang Italia itu chatty banget, kita suka tiba-tiba diajak ngomong, hahaha. Nah ini yang bikin suka jadi nggak enak kalau nggak bisa jawab. Kesannya jadi sombong, jadi minimal bisa sedikit bahasa sehari-hari atau biar mereka tahu juga bahwa kita memang tidak bisa bahasa mereka, “Mi dispiace, non posso parlo italiano.”
Pesan Untuk Teman-teman yang Mau Kuliah ke Italia
Hati-hati sama copet hehehe. Di Milan bahaya banget copetnya. Terus orang-orang Gypsy itu sangat mengganggu. Benar-benar harus waspada terutama buat yang wajahnya Asia atau yang lagi jalan sendiri. Selalu hati-hati karena biasanya menjadi sasaran empuk. Yang pasti jaga tas dan nggak usah terlalu kelihatan turis banget soalnya nanti biasanya diincar. Kadang orang bilang orang Milan itu nggak ramah dan sebagainya. Sebenarnya sih tergantung orang masing-masing, di Indonesia juga sama nggak semua orang ramah. Jadi setiap tempat ada plus minusnya.
Reporter: Adelina Mayang
Untuk apply di sekolah ini requirement-nya yang dibutuhkan waktu aku masuk itu adalah portofolio dan certificate diploma in fashion design, karena aku dulu sekolah design di Indonesia juga dan di marangoni ini untuk meneruskan studi saya, 1 year intensive + master in fashion. Dan yang paling penting untuk sekolah di Italia itu yang pasti mengurus visa dan di Marangoni ini (maupun sekolah lainnya) mereka biasanya minta certificate of enrollment (bukti kamu sudah bayar sekolah tersebut), proof of financial means and insurance (masing-mnasing sekolah akan kasih list apa saja yang harus dipenuhi).
Waktu sampai di Italia hal yang pertama kali aku urus itu permesso di soggiorno yaitu permit to stay in Italy kalau kamu belajar di sini lebih dari 3 bulan harus apply ini. Dulu juga belum dapat tempat tinggal pas datang ke Italia.
Tempat Tinggal
Dulu aku tinggal di campus Gorla (metro red line) tempatnya seperti dorm, jadi residence-nya kamar semua, dapur di luar untuk dipakai bersama, tempatnya enak karena anak-anaknya kebanyakan dari Italy dan yang dari Indonesia cuma aku sama roommate. Jadi bisa sekalian belajar bahasa sedikit-sedikit dari mereka dan orangnya ramah-ramah.
Harga room aku itu 1000 euro per bulan (2 bed for 2 people untuk yang mau sama roommate jadi 500 euro per orang, all bills include and cleaning twice a month). Tapi sebenarnya bisa kok cari room/ apartemen dari Indonesia, misalnya di web uniplaces/ easystanza ini web untuk rent tempat tinggal di Italia.
Kebiasaan Belajar
Kalau kebiasaan belejar sih sepertinya sama dengan yang lainnya. Karena design lebih banyak project daripada teorinya, jadi bisa dibilang ada saja kerjaan setiap hari. Seringnya begadang soalnya benar-benar intensif (3 tahun sekolah dibuat jadi 1 tahun).
Jurusan dan Rencana Setelah Lulus
Kenapa ambil fashion karena dari mulai akhir-akhir SMA sudah mulai jahit-jahit dan karena aku sudah ambil kuliah fashion di Indonesia sebelumnya, jadi aku berencana memperdalam ilmu di luar dengan alasan kuat bahwa guru-guru di sini lebih open minded. Mereka akan mengajari kamu semua yang mereka tahu, tapi mereka tidak memaksakan style-nya harus seperti mereka, jadi kamu bebas berkreasi. Sebelum aku ke Italia aku sudah punya clothing line sendiri khusus untuk babies. Setelah lulus nanti aku akan meneruskan clothing line tersebut.
Tempat Belanja
Untuk kebutuhan makan dan lain-lain aku biasanya belanja di Carrefour, Simply, Esselunga. Tiga toko ini yang paling sering aku datangi.
Pengalaman Seru di Kelas
Pengalaman di sekolah sih seru banget, karena anaknya bukan hanya dari Italia saja tapi juga ada anak internasional lainnya. Jadi mereka lebih suka cerita tentang culture masing-masing, orang-orangnya juga kebanyakan agak bloon seru gitu dan gurunya juga seru terutama guru pattern maker dan translatornya. Karena kelas kita dekat banget sama mereka, jadi kadang kita semua kalau weekend suka pergi bareng. Terus anak kelas aku itu anaknya suka saling membantu, tidak pelit membagi ilmu.
Kendala Bahasa
Masalah bahasa ini jadi kendala banget. Karena di sini jarang banget ada yang bisa bahasa Inggris kecuali toko-toko di tengah kota (yang pastinya banyak turis di sana). Cuma karena orang Italia itu chatty banget, kita suka tiba-tiba diajak ngomong, hahaha. Nah ini yang bikin suka jadi nggak enak kalau nggak bisa jawab. Kesannya jadi sombong, jadi minimal bisa sedikit bahasa sehari-hari atau biar mereka tahu juga bahwa kita memang tidak bisa bahasa mereka, “Mi dispiace, non posso parlo italiano.”
Pesan Untuk Teman-teman yang Mau Kuliah ke Italia
Hati-hati sama copet hehehe. Di Milan bahaya banget copetnya. Terus orang-orang Gypsy itu sangat mengganggu. Benar-benar harus waspada terutama buat yang wajahnya Asia atau yang lagi jalan sendiri. Selalu hati-hati karena biasanya menjadi sasaran empuk. Yang pasti jaga tas dan nggak usah terlalu kelihatan turis banget soalnya nanti biasanya diincar. Kadang orang bilang orang Milan itu nggak ramah dan sebagainya. Sebenarnya sih tergantung orang masing-masing, di Indonesia juga sama nggak semua orang ramah. Jadi setiap tempat ada plus minusnya.
Reporter: Adelina Mayang