Indra Gunawan adalah salah satu dari sekian banyak mahasiswa asal Indonesia yang berhasil pergi ke Tiongkok untuk menuntut ilmu. Pemuda yan...
Indra Gunawan adalah salah satu dari sekian banyak mahasiswa asal Indonesia yang berhasil pergi ke Tiongkok untuk menuntut ilmu. Pemuda yang berkuliah di Beijing Foreign Studies University ini mengatakan bahwa salah satu kunci untuk bisa beradaptasi sebagai perantau di Tiongkok adalah dengan menghargai perbedaan. Ingin tahu kisah selengkapnya tentang Indra Gunawan? Simak hasil wawancara tim berkuliah.com dengan Indra berikut ini.
Halo…namaku Indra Gunawan. Sekarang ini aku tinggal di Beijing, Tiongkok untuk menyelesaikan kuliahku di Beijing Foreign Studies University Jurusan Diplomacy atau Hubungan Internasional.
Aku memilihTiongkok menjadi tujuan kuliah karena negara ini merupakan negara besar dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat dan memiliki prospek yang cerah. Ini membuat orang-orang dari seluruh dunia termasuk aku untuk datang ke Tiongkok. Selain untuk mendapatkan ilmu, kita juga belajar mengenai bahasa dan budaya mereka mengingat bahasa juga merupakan aspek penting untuk menunjang kehidupan.
Tentang jurusan yang aku pelajari saat ini, sebenarnya tidak ada alasan spesifik kenapa aku memilihnya, ini lebih karena aku memang sudah tertarik dan suka tentang HI dari SMA. Di jurusan ini aku belajar how this international system works, what happen in this world, how to solve conflicts.
Mungkin sobat semuanya belum banyak yang tahu universitasku, sistem di universitasku bagus. Ada beberapa pelajaran yang menggunakan bahasa Inggris dan mandarin. Untuk foreigner juga ada pelajaran mandarinnya. Di sini lebih banyak perkuliahan dari dosennya dan dosen juga sering mengajukan pertanyaan untuk mahasiswa. Tidak terlalu banyak tugas yang diberikan di sini.
Selain di kampus, aku juga memiliki kegiatan lain di luar kampus walaupun tidak terlalu sering. Contohnya seperti mengunjungi gedung DPR-nya Tiongkok. Aku juga aktif di PPI Tiongkok (PERMIT), tepatnya di PERMIT Beijing. Di sini aku di bagian hubungan eksternal, tugasnya menjalin dan menjaga hubungan dengan pihak lain seperti ormas, KBRI, perusahaan, serta mencari sponsor.
Aku tinggal di dorm di Beijing. Satu kamar di sini digunakan untuk dua orang. Ada dapur dan toiletnya ada di luar. Semua orang yang tinggal di dorm ini adalah foreigner dan saya satu kamar dengan teman dari Indonesia juga.
Dukanya tinggal di asrama kampus adalah banyak peraturannya dan sempit. Kalau sukanya dengan tinggal di asrama bisa menambah teman karena tetangga-tetangga kan juga belajar di satu universitas. Terus asrama dengan kelas untuk kuliah juga jaraknya dekat.
Fasilitas di unviersitasku bisa dibilang sangat lengkap. Fasilitas olahraga di sini bagus banget kayak kolam renang, lapangan tenis, pingpong, lapangan basket, lapangan futsal, gym, lapangan voli.
Traveling!
Hmm…ada inner Mongolia, di sana ada padang pasir, padang rumput, dan bisa naik kuda juga. Terus Xiamen, ini terletak di Tiongkok bagian selatan. Di sini udaranya bersih, makanannya juga enak. Lalu ada Fuzhou, nanti ke gunung begitu dan kita bisa melihat Panda. Kemudian kalau di Beijing ada Great Wall, Tample of Heaven, Summer Palace, dll. Kalau di Hongkong ada The Peak, Victoria Harbour, Mongkok, Tsim Tsa Tsui.
Kalau kalian ke sini bakalan nemuin makanan aneh. Nah, makanan yang aneh itu ada kalajengking goreng. Makanan di sini kebanyakan berminyak, kalau favoritku sih bebek peking. Makanan Indonesia jelas jauh lebih enak daripada makanan yang ada di sini.
Untuk makanan memang lebih enak Indonesia, tapi untuk kotanya asyik, menarik, gedungnya, dan jalannya beda sekali dengan Indonesia. Transportasinya jauh lebih maju daripada Indonesia. Teknologi informasi dan komunikasinya juga maju banget. Kalau mau pergi kemana-mana mudah sekali jadinya dan kotanya tidak ngebosenin. Ada banyak sekali tempat yang bisa dikunjungi di sini.
Tips dan motivasi untuk teman-teman di Indonesia yang ingin kuliah di Tiongkok!
Tipsnya SIAP MENTAL DAN HARGAI PERBEDAAN, karena Tiongkok meskipun letaknya masih di Asia tapi cara perilaku dan bicaranya beda sekali dengan di Indonesia. Harus mau beradaptasi, jangan mengeluh terhadap perbedaan tersebut, sebaliknya hargailah perbedaan. Mungkin untuk sebagian orang, mereka akan merasa homesick dan tidak nyaman terhadap lingkungan baru tetapi terkadang kita harus keluar dari comfort zone kita kalau mau maju.
Reporter: Adelina Mayang
Halo…namaku Indra Gunawan. Sekarang ini aku tinggal di Beijing, Tiongkok untuk menyelesaikan kuliahku di Beijing Foreign Studies University Jurusan Diplomacy atau Hubungan Internasional.
Aku memilihTiongkok menjadi tujuan kuliah karena negara ini merupakan negara besar dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat dan memiliki prospek yang cerah. Ini membuat orang-orang dari seluruh dunia termasuk aku untuk datang ke Tiongkok. Selain untuk mendapatkan ilmu, kita juga belajar mengenai bahasa dan budaya mereka mengingat bahasa juga merupakan aspek penting untuk menunjang kehidupan.
Tentang jurusan yang aku pelajari saat ini, sebenarnya tidak ada alasan spesifik kenapa aku memilihnya, ini lebih karena aku memang sudah tertarik dan suka tentang HI dari SMA. Di jurusan ini aku belajar how this international system works, what happen in this world, how to solve conflicts.
Mungkin sobat semuanya belum banyak yang tahu universitasku, sistem di universitasku bagus. Ada beberapa pelajaran yang menggunakan bahasa Inggris dan mandarin. Untuk foreigner juga ada pelajaran mandarinnya. Di sini lebih banyak perkuliahan dari dosennya dan dosen juga sering mengajukan pertanyaan untuk mahasiswa. Tidak terlalu banyak tugas yang diberikan di sini.
Selain di kampus, aku juga memiliki kegiatan lain di luar kampus walaupun tidak terlalu sering. Contohnya seperti mengunjungi gedung DPR-nya Tiongkok. Aku juga aktif di PPI Tiongkok (PERMIT), tepatnya di PERMIT Beijing. Di sini aku di bagian hubungan eksternal, tugasnya menjalin dan menjaga hubungan dengan pihak lain seperti ormas, KBRI, perusahaan, serta mencari sponsor.
Aku tinggal di dorm di Beijing. Satu kamar di sini digunakan untuk dua orang. Ada dapur dan toiletnya ada di luar. Semua orang yang tinggal di dorm ini adalah foreigner dan saya satu kamar dengan teman dari Indonesia juga.
Dukanya tinggal di asrama kampus adalah banyak peraturannya dan sempit. Kalau sukanya dengan tinggal di asrama bisa menambah teman karena tetangga-tetangga kan juga belajar di satu universitas. Terus asrama dengan kelas untuk kuliah juga jaraknya dekat.
Fasilitas di unviersitasku bisa dibilang sangat lengkap. Fasilitas olahraga di sini bagus banget kayak kolam renang, lapangan tenis, pingpong, lapangan basket, lapangan futsal, gym, lapangan voli.
Traveling!
Hmm…ada inner Mongolia, di sana ada padang pasir, padang rumput, dan bisa naik kuda juga. Terus Xiamen, ini terletak di Tiongkok bagian selatan. Di sini udaranya bersih, makanannya juga enak. Lalu ada Fuzhou, nanti ke gunung begitu dan kita bisa melihat Panda. Kemudian kalau di Beijing ada Great Wall, Tample of Heaven, Summer Palace, dll. Kalau di Hongkong ada The Peak, Victoria Harbour, Mongkok, Tsim Tsa Tsui.
Kalau kalian ke sini bakalan nemuin makanan aneh. Nah, makanan yang aneh itu ada kalajengking goreng. Makanan di sini kebanyakan berminyak, kalau favoritku sih bebek peking. Makanan Indonesia jelas jauh lebih enak daripada makanan yang ada di sini.
Untuk makanan memang lebih enak Indonesia, tapi untuk kotanya asyik, menarik, gedungnya, dan jalannya beda sekali dengan Indonesia. Transportasinya jauh lebih maju daripada Indonesia. Teknologi informasi dan komunikasinya juga maju banget. Kalau mau pergi kemana-mana mudah sekali jadinya dan kotanya tidak ngebosenin. Ada banyak sekali tempat yang bisa dikunjungi di sini.
Tips dan motivasi untuk teman-teman di Indonesia yang ingin kuliah di Tiongkok!
Tipsnya SIAP MENTAL DAN HARGAI PERBEDAAN, karena Tiongkok meskipun letaknya masih di Asia tapi cara perilaku dan bicaranya beda sekali dengan di Indonesia. Harus mau beradaptasi, jangan mengeluh terhadap perbedaan tersebut, sebaliknya hargailah perbedaan. Mungkin untuk sebagian orang, mereka akan merasa homesick dan tidak nyaman terhadap lingkungan baru tetapi terkadang kita harus keluar dari comfort zone kita kalau mau maju.
Reporter: Adelina Mayang