Waskito Jati tidak pernah menyangka kalau doanya yang tidak masuk akal 7 tahun lalu di pojok Masjid al Munawwir Pondok Pesantren Krapyak in...
Waskito Jati tidak pernah menyangka kalau doanya yang tidak masuk akal 7 tahun lalu di pojok Masjid al Munawwir Pondok Pesantren Krapyak ini didengar oleh Tuhan.
Saat itu, ia berdoa agar ia bisa berkuliah di salah satu kampus terbaik di dunia. Tujuh tahun berselang, setelah melewati perjuangan yang keras, santri lulusan UIN Sunan Kalijaga ini akhirnya mendapatkan beasiswa untuk kuliah program Master of Theological Studies (MTS) jurusan Islamic Studies di Harvard Divinity School!
Pembelajaran di pesantren ternyata yang membentuk karakter dan pemikirannya selama ini. Saat sekolah, Waskito pernah menjuarai debat Bahasa Inggris se-DIY. Ia juga pernah mendapatkan beasiswa pertukaran pelajar ke US di tahun 2008.
Sejak kecil, Waskito memang terbiasa bekerja keras. Orang tuanya yang hanya lulusan SD sebenarnya tidak bisa membiayainya kuliah.
Akhirnya Waskito memilih berkuliah di UIN Sunan Kalijaga yang biaya kuliahnya lebih terjangkau. Dengan motor butut yang tidak pernah dibayar pajaknya, Waskito tiap hari bekerja sebagai guru privat Bahasa Inggris.
Meskipun sambil bekerja, Waskito tetap berprestasi di bidang akademik dan aktif dalam riset dan organisasi. Bahkan IPnya tidak pernah kurang dari 3,8 tiap semesternya!
Berangkat pukul 08.00 dan pulang pukul 21.00 adalah hal lumrah dilakukan oleh santri Pondok Pesantren Krapyak ini.
Untuk mempersiapkan kuliah ke Amerika pun Waskito harus belajar otodidak. Ia juga bekerja mengumpulkan uang untuk Tes GRE dan lain-lain.
Perjuangannya memang berbuah manis, pada Maret 2016 lalu Waskito mendapat dua kabar kabar gembira sekaligus. Ia berhasil diterima beasiswa di 2 kampus sekaligus, yaitu University of Chicago dan Harvard University.
Waskito memilih Harvard University karena kampus ini menawarkan akomodasi biaya kuliah dan tanggungan biaya hidup untuknya!
Wah, luar biasa ya perjuangannya! 😉
Saat itu, ia berdoa agar ia bisa berkuliah di salah satu kampus terbaik di dunia. Tujuh tahun berselang, setelah melewati perjuangan yang keras, santri lulusan UIN Sunan Kalijaga ini akhirnya mendapatkan beasiswa untuk kuliah program Master of Theological Studies (MTS) jurusan Islamic Studies di Harvard Divinity School!
Pembelajaran di pesantren ternyata yang membentuk karakter dan pemikirannya selama ini. Saat sekolah, Waskito pernah menjuarai debat Bahasa Inggris se-DIY. Ia juga pernah mendapatkan beasiswa pertukaran pelajar ke US di tahun 2008.
Sejak kecil, Waskito memang terbiasa bekerja keras. Orang tuanya yang hanya lulusan SD sebenarnya tidak bisa membiayainya kuliah.
Akhirnya Waskito memilih berkuliah di UIN Sunan Kalijaga yang biaya kuliahnya lebih terjangkau. Dengan motor butut yang tidak pernah dibayar pajaknya, Waskito tiap hari bekerja sebagai guru privat Bahasa Inggris.
Meskipun sambil bekerja, Waskito tetap berprestasi di bidang akademik dan aktif dalam riset dan organisasi. Bahkan IPnya tidak pernah kurang dari 3,8 tiap semesternya!
Berangkat pukul 08.00 dan pulang pukul 21.00 adalah hal lumrah dilakukan oleh santri Pondok Pesantren Krapyak ini.
Untuk mempersiapkan kuliah ke Amerika pun Waskito harus belajar otodidak. Ia juga bekerja mengumpulkan uang untuk Tes GRE dan lain-lain.
Perjuangannya memang berbuah manis, pada Maret 2016 lalu Waskito mendapat dua kabar kabar gembira sekaligus. Ia berhasil diterima beasiswa di 2 kampus sekaligus, yaitu University of Chicago dan Harvard University.
Waskito memilih Harvard University karena kampus ini menawarkan akomodasi biaya kuliah dan tanggungan biaya hidup untuknya!
Wah, luar biasa ya perjuangannya! 😉