Terinspirasi Stephen Hawking! Inilah Kisah Antony Tsaputra, Mahasiswa Difabel Peraih Beasiswa S3 di Australia!

Antony Tsaputra sekali lagi membuktikan kalau keterbatasan tak akan jadi penghalang untuk menuntut ilmu ke luar negeri. Ia didiagnosis me...

Antony Tsaputra sekali lagi membuktikan kalau keterbatasan tak akan jadi penghalang untuk menuntut ilmu ke luar negeri.

Ia didiagnosis menderita physical impairment sejak kecil. Penyandang disabilitas jenis ini hanya bisa menggerakkan kepala dan tangan secara terbatas.




Antony yang lahir di Sumatera Barat ini punya mimpi besar untuk mendirikan Disability Research Centre dan membela hak-hak para penderita disabilitas.

Ia menyelesaikan studi S1 di Universitas Andalas dengan Beasiswa Bung Hatta. Antony melanjutkan S2 di Griffith University, Quensland dengan pembiayaan penuh dari pemerintah Australia.

Saat ini ia sedang menyelesaikan program S3 di University of New South Wales di jurusan ilmu sosial dengan beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan). Antony meneliti bagaimana potensi penganggaran pemerintah di Indonesia yang berpihak pada penyandang disabilitas akan membantu memenuhi hak-hak para penyandang disabilitas. Potensi tersebut dikaji dari sisi pemerintah, organisasi disabilitas dan penyandang disabilitas itu sendiri.

Bagaimana seorang difabel bisa kuliah sampai jenjang PhD di luar negeri?

Semua ini berkat dukungan ayah dan istrinya. Ia bersyukur banyak orang yang mendukungnya. Istrinya kadang sampai tertidur di bawah meja kerja saat menunggunya.

Antony rupanya mengagumi sosok Stephen Hawking, fisikawan terkenal dari Inggris yang juga memiliki keterbatasan fisik. Ia mengagumi pemikiran Hawking yang sangat revolusioner dan tekun dalam melahirkan pengetahuan.

Kisah hidup Antony ternyata pernah dijadikan sebuah novel oleh Penerbit Republika dengan judul "Sedikit di Atas Cinta". 

Kamu yang punya kesempurnaan fisik jangan sampai kalah dengan Antony ya!